Intelijen Amerika Serikat Masih Terdampak Bocoran Edward Snowden

Senin, 4 Juni 2018 17:26 WIB

Edward Snowden. (AP Photo)

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala intelijen Amerika Serikat menyebut mantan Kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden, menyebabkan kerugian terhadap Amerika Serikat selama lima tahun dan diyakini terus berdampak hingga beberapa tahun ke depan.

Edward Snowden membuka berkas program pengawasan massal yang dilakukan Amerika Serikat bersama Jepang, yang menggaet pengguna bitcoin yang digunakan untuk data intelijen melawan terorisme, peredaran narkoba dan pencucian uang.

Baca: Kepala Intelijen Australia: Spionase Cina ke Australia Meningkat

Pejabat tinggi kontra intelijen Amerika Serikat mengatakan dampak kerugian informasi yang dibocorkan oleh Edward Snowden masih akan terus berlangsung, sementara jurnalis hanya merilis 1 persen informasi yang dimiliki oleh Snowden.

Salinan dokumen perjalanan untuk Edward Snowden yang dikeluarkan Rusia. Dengan dokumen ini mantan teknisi badan intelijen Amerika dapat keluar dari bandara Moskow dan tinggal dalam perlindungan suaka selama setahun. REUTERS/Maxim Shemetov

Advertising
Advertising


Selama setahun terakhir, kami memiliki lebih banyak dokumen dan pelanggaran yang berhubungan dengan Snowden. Sejak 2013, ketika Edward Snowden pergi, ada ribuan artikel yang sangat sensitif bocor," kata Bill Evanina, Ketua Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional, seperti dilaporkan Associated Press, 4 Juni 2018.

Baca: Anak Eks Mata-mata Rusia Berjuang Peroleh Kewarganegaraan Kanada

Pada 5 Juni 2013, The Guardian merilis artikel pertama dari dokumen rahasia yang dibocorkan Edward Snowden, yang berisi pemerintah Amerika Serikat merekam jutaan ponsel warga Amerika. Kemudian Washington Post menerbitkan bagaimana badan intelijen Inggris dan Amerika Serikat mengakses informasi pribadi telepon dunia dan internet.

Tanda tangan Edward Snowden terlihat di pojok kiri surat yang diberikan kepada Hans-Christian Stroebele yang ditunjukkan di Berlin (1/11). Snowden menyebut tindakan Amerika untuk menjadikannya sebagai buronan menyebarkan kebenaran dari aksi mata-mata Amerika sebagai perilaku yang menyakitkan. REUTERS/Tobias Schwarz

Baca: Peneliti Prancis Sebut Cina Mempunyai 18 Lembaga Intelijen


Mantan jurnalis The Guardian dan pendiri The Intercept, Glenn Greenwald, menyebut masih ada banyak ribuan dokumen yang belum dirilis dan jurnalis memilih tidak membukanya ke publik karena bisa membahayakan privasi dan mengungkap program pengawasan.


Pejabat intelijen Amerika Serikat masih menghitung dampak kerugian yang disebabkan kebocoran intelijen oleh Edward Snowden.

Greenwald mengatakan jurnalis memiliki sekitar 9.000 hingga 10.000 dokumen rahasia dengan syarat mereka tidak akan menerbitkan dokumen yang bisa membahayakan orang lain.

Baca: Intelijen AS Imbau Warganya Tidak Pakai Ponsel Huawei dan ZTT

Edward Snowden kini masih berada di Rusia dan Moskow menolak permintaan Amerika Serikat untuk mengekstradisi Snowden yang terancam penjara 30 tahun lebih di Amerika Serikat. Dari tempat pengasingannya Edward Snowden sering memberikan kuliah umum daring, dan mengajari jurnalis bagaimana mengetahui diri mereka sedang dalam pengawasan atau tidak, terutama jurnalis di negara otoriter.

Berita terkait

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

2 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

7 hari lalu

Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional

Baca Selengkapnya

Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

15 hari lalu

Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

Iran dikenal sebagai negara yang bergejolak. Suatu rezim menggunakan lembaga khusus untuk mengawasi dan membungkam oposisi

Baca Selengkapnya

Intel Kanada Temukan Campur Tangan Cina dalam Dua Pemilu

25 hari lalu

Intel Kanada Temukan Campur Tangan Cina dalam Dua Pemilu

Laporan Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS) menemukan bahwa ada campur tangan Cina dalam dua pemilu terakhir di negara itu.

Baca Selengkapnya

Curiga Mata-mata, Malaysia Menahan Laki-laki Asal Israel

35 hari lalu

Curiga Mata-mata, Malaysia Menahan Laki-laki Asal Israel

Seorang laki-laki berpaspor Israel ditahan Kepolisian Malaysia karena membawa senjata dan 200 butir peluru.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

40 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Ini Tugas dan Wewenang Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru

40 hari lalu

Ini Tugas dan Wewenang Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo ditunjuk sebagai Kabais YNI yang baru. Apa tugas dan wewenangnya?

Baca Selengkapnya

AS Konfirmasi Klaim ISIS atas Penembakan di Gedung Konser Moskow

42 hari lalu

AS Konfirmasi Klaim ISIS atas Penembakan di Gedung Konser Moskow

AS memiliki informasi intelijen yang mengonfirmasi klaim ISIS yang bertanggung jawab atas penembakan di gedung konser Moskow, Rusia

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak PM Kamboja Tukar Data Intelijen untuk Berantas Perdagangan Orang

5 Maret 2024

Jokowi Ajak PM Kamboja Tukar Data Intelijen untuk Berantas Perdagangan Orang

Presiden Jokowi mengapresiasi Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dalam isu tindak pidana perdagangan orang.

Baca Selengkapnya

Intelijen Ukraina Menuduh Rusia Beli Terminal Starlink

14 Februari 2024

Intelijen Ukraina Menuduh Rusia Beli Terminal Starlink

Badan intelijen militer Ukraina mengklaim Rusia membeli terminal internet satelit Starlink di negara-negara Arab untuk dipakai di medan perang.

Baca Selengkapnya