Trump Batalkan KTT dengan Kim Jong Un, Korea Utara Bilang ...

Editor

Budi Riza

Jumat, 25 Mei 2018 07:56 WIB

Kombinasi foto Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dengan Presiden Amerika Serika Donald Trump. Pertemuan Kim Jong Un dengan Trump pada akhir Mei besok, guna membahas kesepakatan penghapusan senjata nuklir dari Semenanjung Korea. REUTERS/KCNA handout via Reuters/File Photo & REUTERS/Lucas Jackson/File Photo

TEMPO.CO, Seoul – Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Kim Kye Gwan, mengatakan negara itu masih terbuka untuk menyelesaikan sejumlah isu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kapanpun dan dengan mekanisme apapun.

Pernyataan ini disampaikan setelah Presiden AS, Donald Trump, tiba-tiba membatalkan konferensi tingkat tinggi atau pertemuan puncak 12 Juni 2018 dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, di Singapura.

Baca: Kim Jong Un Ancam Batalkan Pertemuan, Trump : Kami Masih ...

Advertising
Advertising

“Kami menghargai dengan tinggi upaya Presiden Trump, yang belum pernah dilakukan Presiden lainnya, untuk menciptakan pertemuan puncak Korea Utara – AS,” kata Kim Kye seperti dilansir kantor berita Korea Utara KCNA dan dikutip Straits Times, Jumat, 25 Mei 2018.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, memeluk pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, usai penandatangan kesepakatan di Rumah Perdamaian di desa Panmunjom di zona gencatan senjata, 27 April 2018. (Korea Summit Press Pool via AP)

“Kami sudah sampaikan kepada pemerintah AS sekali lagi bahwa kami terbuka untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada kapanpun dan dengan cara apapun.”

Baca: Bertemu Kim Jong Un 12 Juni di Singapura, Trump: Perdamaian Dunia

KCNA melaporkan keputusan Trump untuk membatalkan pertemuan itu secara sepihak tidak sejalan dengan keinginan dunia. Media yang dikontrol pemerintah Korea Utara itu juga menyebut Kim Jong Un telah membuat upaya maksimal untuk menggelar pertemuan puncak dengan Trump.

Seperti dilansir Reuters, Trump membatalkan pertemuan dengan Kim secara tiba-tiba dengan mengirim surat, yang dipublikasikan Gedung Putih. Trump mengatakan kemarahan besar dan sikap bermusuhan yang ditunjukan baru-baru ini oleh Korea Utara membuat pelaksanaan pertemuan puncak itu tidak tepat untuk dilaksanakan sesuai rencana.

“Ini adalah sebuah kemunduran besar bagi Korea Utara dan dunia,” kata Trump. Namun, dia berharap masih bisa bertemu dengan Kim pada waktu berikutnya.

Baru-baru ini, rezim Korea Utara memprotes keras latihan perang AS dan Korea Selatan yang disebut Max Thunder dan berlangsung dua pekan hingga 25 Mei 2018. Negara komunis ini juga mengecam keras pernyataan penasehat keamanan nasional AS, John Bolton, dan Wakil Presiden AS, Mike Pence, yang menyebut ada opsi Libya jika Korea Utara tidak melanjutkan pertemuan dengan Trump.

Opsi Libya mengacu kepada proses penghentian program nuklir negara itu pada 2000 an. Saat itu, Libya menghentikan program nuklir dengan imbalan sanksi ekonomi dibuka. Namun, beberapa tahun kemudian, Moammar Ghaddafi, pemimpin Libya, tewas terbunuh dalam Pertempuan Sirte oleh pasukan milisi Libya dukungan militer AS dalam sebuah pemberontakan.

Pertemuan puncak Trump dan Kim ini merupakan lanjutan dari pertemuan puncak sebelumnya antara Presiden Korea Utara, Moon Jae-in, dan Kim Jong Un di desa Panmunjom, Zona Demiliterisasi, di Korea Selatan pada akhir April 2018.

Kim dan Moon menyepakati kesepakatan damai antara kedua negara dan denuklirisasi Semenanjung Korea dalam kesepakatan yang tertuan dalam Deklarasi Panmunjom. Kedua negara juga menjalin kerja sama ekonomi dan membuka hubungan di berbagai bidang seperti budaya. Pertemuan dengan Trump diharapkan bisa menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara secara final dan membangun perdamaian dunia.

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

5 hari lalu

Adik Kim Jong Un Umumkan Korea Utara sedang Bangun Militer Besar-besaran

Adik Kim Jong Un memastikan negaranya akan terus membangun kekuatan militer besar-besaran dan terkuat untuk melindungi kedaulatan dan perdamaian

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

9 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

10 hari lalu

Kim Jong Un Rilis Lagu Baru, Puji Dirinya Ayah yang Ramah

Pemimpin otoriter Korea Utara, Kim Jong Un, merilis lagu baru yang menyatakan ia adalah ayah yang ramah.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

14 hari lalu

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

18 hari lalu

Kim Jong Un: Sekarang Waktunya Bersiap untuk Perang

Kim Jong Un mengatakan Korea Utara siap untuk perang.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

18 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

21 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

25 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

25 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

30 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya