Beda dengan Trump, Larry King Dukung Hapus Amandemen Kedua

Editor

Budi Riza

Jumat, 30 Maret 2018 15:57 WIB

"Apakah #Sandy laki-laki atau perempuan?" - Larry King. Adweek.com

TEMPO.CO, Washington - Penyiar televisi terkenal asal Amerika Serikat, Larry King, mendukung pembatalan amandemen kedua konstitusi agar publik tidak memilik hak membawa senjata, yang berbeda dengan pendapat Presiden Donald Trump.

King mengatakan hal ini menyusul ramainya debat pro-kontra antara penolak dan pendukung kebebasan memiliki senjata di Amerika pasca-penembakan massal di sekolah menengah atas Marjory Stoneman Douglas, Parkland, Florida, Amerika Serikat, pada 14 Februari 2018.

Baca: Trump Menolak Pembatalan Amandemen Kedua Soal Senjata Api

“Amandemen itu ditulis dengan buruk. Apa yang mereka maksud dengan milisi saat itu?” kata King kepada media TMZ dan dilansir media SFGate, Kamis, 29 Maret 2018.

King, yang membawa acara Larry King Now, berteori amandemen kedua itu dulu diprakarsai sejumlah senator asal kawasan selatan Amerika untuk meredam perlawanan para budak di perkebunan mereka.

Baca: Arab Saudi Beli Senjata Amerika Serikat Senilai Rp 742 Triliun

Hope Hicks dipandang media AS sebagai “senjata rahasia” Trump ketika memutuskan maju sebagai calon presiden AS pada pemilu 2016 lalu. REUTERS/Kevin Lamarque

Advertising
Advertising

“Kalian tahu siapa yang memulai amandemen kedua? Itu para senator dari selatan sehingga mereka bisa meredam perlawanan para budak perkebunan,” kata King dalam rekaman video kepada media TMZ. “Kelompok NRA merupakan yang terburuk,” kata dia menambahkan.

NRA atau National Rifle Association merupakan kelompok advokasi dan lobi untuk perusahaan pembuat senjata. Kelompok ini mendorong penjualan senjata api secara bebas tanpa pengecekan latar belakang. Mereka juga menolak batas umur pembeli dinaikkan dari 17 tahun menjadi 21 tahun.

Pada pekan lalu, sekitar satu juta siswa dan kalangan muda Amerika turun ke jalan menggelar aksi unjuk rasa terbesar dalam sejarah Amerika Serikat untuk meminta pengetatan peredaran senjata. Aksi ini terjadi setelah terjadi penembakan massal di sekolah Marjory yang menewaskan 17 orang, termasuk 14 siswa.

Presiden Donald Trump menolak pembatalan amandemen kedua ini dengan alasan hal itu sesuai dengan hak warga Amerika untuk selalu membawa senjata. “Amandemen kedua tidak akan pernah dibatalkan!” kata Trump lewat akun Twitter @realdonaldtrump, Rabu, 28 Maret 2018, waktu setempat.

Sebaliknya, berbeda dengan Trump, bekas hakim agung Amerika, John Paul Stevens, justru mendukung revisi konstitusi ini untuk menangani merebaknya penembakan massal di sekolah Amerika Serikat.

Berita terkait

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

5 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

8 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

12 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

13 hari lalu

4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.

Baca Selengkapnya

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

13 hari lalu

Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.

Baca Selengkapnya