Ahli: Trump Berpendapat Uang dan Darah AS Bukan untuk Timteng

Editor

Budi Riza

Jumat, 30 Maret 2018 14:44 WIB

Warga berjalan di dekat reruntuhan gedung-gedung di Aleppo, Suriah, 20 Januari 2017. Minggu ini merupakan tahun ketujuh Suriah dilanda peperangan dan kehancuran, ribuan orang meninggal dunia, anak-anak kehilangan orang tua, sekolah, tempat tinggal hingga waktu kecilnya yang seharusnya diisi dengan bermain dan senang-senang. (AP Photo/Hassan Ammar, File)

TEMPO.CO, Washington - Pengamat politik dan pertahanan Amerika Serikat memiliki penjelasan mengenai alasan Presiden Donald Trump ingin segera menarik pasukan dari Suriah.

“Trump tidak pernah meyakini menginvestasikan banyak uang dan darah Amerika untuk menyelesaikan masalah di Timur Tengah,” kata Phil Gordon, bekas anggota tim penasehat keamanan era Presiden Barack Obama, seperti dilansir media Politico, Kamis, 29 Maret 2018.

Baca: Trump Umumkan Segera Tarik Pasukan Amerika dari Suriah, Ada Apa?

Advertising
Advertising

Media Russia Today melansir Trump mengatakan AS menghabiskan uang $7 triliun atau sekitar Rp 96 ribu triliun untuk Timur Tengah saja. “Kita bangun sekolah, lalu merka hancurkan. Kita bangun lagi sekolahnya tapi belum dihancurkan. Tapi akan mereka lakukan,” kata Trump merujuk aksi kelompok perlawanan terhadap pasukan AS di Timur Tengah.

Baca: Usai Temui Putin, Trump Hentikan Pelatihan Pemberontak Suriah

Menurut Gordon, pandangan ini yang membuat Trump sering berbeda pendapat dengan lingkaran terdekatnya seperti bekas Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, yang baru saja diberhentikan, dan Menteri Pertahanan James Mattis.

Kedua pembantu Trump ini berpendapat sebaliknya yaitu pasukan AS harus tetap berada di Suriah meskipun ISIS sudah berhasil dikalahkan. Misalnya untuk menghadapi Iran dan mendongkel rezim Suriah itu sendiri.

Trump lebih meyakini uang Amerika digunakan untuk membangun infrastruktur negara. Menurut media Al Jazeera, Trump mengeluhkan besarnya pengeluaran tahunan AS untuk perang di Timur Tengah tapi tidak mendapatkan imbalan apapun.

Lewat cuitannya di akun Twitter @realdonaldtrump, Trump mengkritik uang triliunan dolar atau ribuan triliun pajak seharusnya digunakan untuk membangun negara sendiri dan bukan negara lain.

“Washington menghabiskan uang trilunan dolar membangun negara-negara lain sementara membiarkan infrastruktur kita berantakan. Tidak lagi! Ini saatnya untuk MEMBANGUN. Dan kita akan melakukannya menggunakan TENAGA KERJA Amerika, KEGIGIHAN Amerika dan KEBANGGAAN Amerika,” kata Trump.

Saat berpidato di Ohio kemarin, Trump mengklaim pasukan AS memenangi perang melawan pasukan teroris ISIS sehingga bisa segera pulang.

“Kita menghajar ISIS. Kita akan segera keluar dari Suriah, sesegera mungkin. Biarkan orang lain yang mengurusnya,” kata Trump sambil menambahkan,”Kita harus kembali ke negara kita sendiri.”

AS menaruh sekitar 2000 pasukan, yang mayoritas adalah pasukan khusus. Mereka bekerja bersama pasukan Arab dan Kurdi untuk mengejar kantong-kantong pasukan ISIS di Suriah. Trump sudah menginstruksikan penghentian pelatihan pasukan Kurdi di Suriah.

Berita terkait

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

30 menit lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

13 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

22 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

25 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

29 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

29 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

34 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

38 hari lalu

Trump Minta Israel Akhiri Perang di Gaza, Ini Alasannya

Sebagai sekutu paling loyal, Donald Trump memperingatkan Israel untuk mengakhiri perangnya di Gaza.

Baca Selengkapnya

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

43 hari lalu

Blinken dan Biden Ucapkan Selamat kepada Prabowo, Apa Artinya untuk Hubungan Indonesia-AS?

Diplomat top AS, Antony Blinken, baru mengucapkan selamat kepada Prabowo setelah hasil resmi KPU diumumkan.

Baca Selengkapnya