CIA Rekrut Penjahat Perang Nazi Jadi Agen Amerika Serikat

Jumat, 2 Maret 2018 16:45 WIB

Logo CIA. [www.the-parallax.com]

TEMPO.CO, Jakarta - Tak banyak orang tahu bagaimana sejarah CIA, badan intelijen Amerika Serikat, berkiprah dalam rekrutmen agennya termasuk merekrut penjahat perang Nazi usai Perang Dunia II.

Salah satu agen rahasia CIA yang dijadikan agen itu adalah Reihard Gehlen, seorang Kepala Intelijen Nazi Front Timur di masa pemerintahan Hitler melawan Uni Soviet.

Baca: CIA, Badan Intelijen Amerika Serikat Antidemokrasi

Kolonel Reinhard Gehlen, 1943.[en.wikipedia.org]

Gehlen memiliki banyak file di Soviet. Dia sengaja menyimpan file rahasia itu ketika rezim Nazi hancur, kalah perang di berbagai front pertempuran, dengan harapan bisa menggunakan informasi tersebut untuk mendapatkan pengaruh dari orang-orang Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

Setelah Perang Dunia II berakhir, dia direkrut oleh CIA yang saat itu menginginkan sumber informasi tentang Uni Soviet. Dia kemudian menjalankan roda organisasinya dengan nama Agency untuk kepentingan gerakan rahasia.

Langkah berikutnya, Gehlen merekrut sejumlah besar mantan penjahat perang Nazi bekerja untuk kelompoknya. Menurut laporan Washington Post, sebagaimana dikutip Middle East Monitor, Kamis, 1 Maret 2018, dia memperkerjakan ribuan orang untuk kepentingannya.Kolonel Reinhard Gehlen. [http://warfarehistorynetwork.com]

"Banyak di antara mereka adalah mantan Nazi. Mereka dibiayai dengan jutaan dolar Amerika Serikat," tulis Middle East Monitor.

Salah satu pemerintahan yang mendapatkan pelatihan CIA dengan menggunakan Gehlen dan rekan-rekannya adalah rezim militer yang menggulingkan monarki Mesir pada awal 1950-an. Meskipun rezim militer Gamal Abdul Nasser belakangan bersekutu dengan Uni Soviet.

"Dengan demikian hubungan mesra Amerika Serikat melalui aksi CIA dengan Mesir berlangsung singkat," kata Middle East Monitor.

Menurut Andrew dan Leslie Cockburn dalam bukunya Dangerous Liasion, operasi intelijen CIA di Mesir menggunakan organisasi yang dijalankan oleh Gehlen. Buku itu menyebutkan, CIA memutuskan mengirimkan para pelatih ke Mesir untuk membangun kekuatan internal sekaligus operasi intelijen.

Baca: Trump Tuding Direktur CIA Pembocor Isu Cabul Dirinya

Gehlen mendelegasikan seorang mantan komando SS ke tempat kerja dengan syarat selain mendapatkan komisi juga uang saku dari militer Mesir. Buku tersebut juga menyatakan bahwa CIA telah membayar Gehlen sebesar US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,4 triliun pada 1955.

Pada dasarnya, organisasi yang dijalankan Gehlen dan teman-temannya adalah anak perusahaan milik CIA. Klaim CIA sebagai pelindung nilai-nilai Amerika saat ini adalah sebuah lelucon. Lembaga ini mengirimkan Nazi melakukan pekerjaan kotornya di luar negeri.

Berita terkait

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

14 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

14 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

27 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

31 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

41 hari lalu

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan di Kairo pada Hari Ini

Negosiasi gencatan senjata di Gaza, setelah sekitar setengah tahun pertempuran antara tentara Israel dan Hamas, akan berlangsung hari ini di Kairo

Baca Selengkapnya

Jersey Timnas Jerman Dianggap Punya Nomor Punggung Mirip Simbol Nazi, Ini Respons Asosiasi Sepak Bola Negara Itu

47 hari lalu

Jersey Timnas Jerman Dianggap Punya Nomor Punggung Mirip Simbol Nazi, Ini Respons Asosiasi Sepak Bola Negara Itu

Timnas Jerman tengah mendapat sorotan. Jersey baru mereka memiliki salah satu nomor punggung yang disebut-sebut menyerupai simbol Nazi.

Baca Selengkapnya

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

47 hari lalu

Intelijen Militer Rusia Disebut Terkait 'Sindrom Havana', Penyakit Apakah itu?

Laporan Insider menyebutkan anggota unit intelijen militer Rusia (GRU) kemungkinan terlibat dalam penyebaran Sindrom Havana.

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

53 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

CIA Beri Dana dan Latih Mata-mata Ukraina, Siapa yang Diuntungkan?

26 Februari 2024

CIA Beri Dana dan Latih Mata-mata Ukraina, Siapa yang Diuntungkan?

CIA mendanai dan melatih mata-mata Ukraina untuk menghadapi Rusia sejak 2014.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Temui Direktur CIA dalam Kunjungan Mendadak ke Israel

16 Februari 2024

Netanyahu Temui Direktur CIA dalam Kunjungan Mendadak ke Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Direktur CIA dalam sebuah kunjungan mendadak ke Israel.

Baca Selengkapnya