Trump Vs FBI: Memo Demokrat Dukung FBI akan Dirilis?

Reporter

Budi Riza

Editor

Budi Riza

Rabu, 7 Februari 2018 07:00 WIB

Robert Mueller dan Donald Trump

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Intelejen DPR AS mendukung secara aklamasi perilisan memo buatan Partai Demokrat sebagai respon atas rilis memo Partai Republik, yang berisi kritik terhadap Biro Investigasi Federal AS (FBI) pada pekan lalu, sambil menunggu respon Presiden Donald Trump.


Trump memiliki waktu lima hari untuk mengkaji memo itu dan memutuskan apakah dia setuju memo itu dipublikasikan karena isinya menyangkut isu keamanan nasional.

Ekspresi Presiden Terpilih AS, Donald Trump saat mendengarkan jawaban mantan pesaingnya, Hillary Clinton dalam debat calon presiden di Washington University, St. Louis, Missouri, AS, 9 Oktober 2016. REUTERS/Rick Wilking

Baca: Trump Vs FBI: Memo Kontroversial Dipublikasikan

Advertising
Advertising

Anggota DPR, Adam Schiff, dari Partai Demokrat, yang menjadi anggota Komite Intelijen DPR AS, mengatakan Kementerian Kehakiman dan FBI akan mendapat kesempatan untuk mengecek memo Demokrat itu, yang akan dikirim ke Gedung Putih pada Senin malam, 5 Februari 2018 waktu setempat.

Baca: Trump Vs FBI: Proses Investigasi Dipolitisasi untuk Demokrat


"Voting aklamasi DPR mendukung publikasi memo ini," kata Schiff. "Saya kira para anggota DPR dari Partai Republik menyadari bahwa setelah mereka mendesak transparansi penuh (mengenai investigasi FBI atas tim kampanye Trump), mereka mendapat kecaman sepekan lalu karena mencoba melarang publikasi memo dari minoritas Demokrat," kata Schiff. Berita ini dilansir ABC News, CBS, dan Fox News.


ABC News melansir, politikus Demokrat mengatakan memo itu berisi poin-poin bantahan atas memo Republik yang dideklasifikasi Trump pada pekan lalu.

Wakil Direktur FBI, Andrew McCabe, mundur, setelah kerap dikritik Presiden AS Donald Trump. Reuters

Memo Republik secara jelas menuding FBI dan Kementerian Kehakiman telah bersikap bias dalam melakukan investigasi terhadap tim kampanye Trump terkait dugaan kolusi dengan Rusia. Penasehat khusus Robert Mueller, yang ditunjuk Kementerian Kehakiman, sedang menyelidiki Trump dan kampanyenya terkait dugaan berkolusi dengan Rusia.

Mueller juga sedang menyelidiki apakah melakukan upaya menghalangi penegakan hukum dengan memberhentikan direktur FBI, James Comey, yang pada tahun lalu sedang mengusut kasus ini.

Terkait peran Partai Demokrat, ada dokumen buatan bekas mata-mata Inggris, Christopher Steele, yang dibayar Demokrat untuk membuat investigasi mengenai aktivitas Trump di Rusia. Dokumen ini juga dipakai FBI untuk menginvestigasi penasehat kampanye Trump, Carter Page.

FBI menggunakan undang-undang Foreign Intelligence Surveillance Act dan pengadilan untuk memberikan persetujuan untuk investigasi terhadap tim kampanye Trump.

Menurut Republik, FBI dan Kementerian Kehakiman seharusnya menyatakan secara jelas dalam dokumen investigasi mereka bahwa dokumen itu berasal dari investigasi buatan Demokrat untuk menjatuhkan Trump terkait persaingan pada Pilpres 2016. Saat itu, kandidat asal Demokrat, Hillary Clinton, dikalahkan Trump.


Menurut Demokrat, FBI telah memberitahukan adanya motivasi politik terkait pembuatan dokumen Steele itu saat menggunakan FISA ini. Meskipun FBI memang tidak menyatakan dengan jelas bahwa dokumen Steele itu adalah pesanan dari GPS Fusion, yang merupakan kelompok riset yang mendapat pendanaan dari Komite Nasional Demokrat, yang mendukung Hillary Clinton sebagai kandidat Presiden 2016 melawan Trump.

Berita terkait

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

13 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

15 hari lalu

Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

FBI mengatakan bahwa pihaknya sudah membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore.

Baca Selengkapnya

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

15 hari lalu

FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

Agen FBI melakukan penyelidikan dengan menaiki kapal kargo Dali atas izin pengadilan terhadap kasus jembatan Francis Scott Key atau Jembatan Baltimore

Baca Selengkapnya

FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

17 hari lalu

FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

FBI mengatakan pada Senin pihaknya membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

21 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

24 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

28 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

28 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

33 hari lalu

Saling Serang Calon Presiden AS: Joe Biden Ungkit Pemutih sebagai Obat, Donald Trump: Jika Tak Menang, Demokrasi Berakhir

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyindir Donald Trump, yang akan menjadi pesaingnya lagi dalam pemilihan presiden AS yang akan datang pada bulan November.

Baca Selengkapnya