Amerika Serikat Peringati Setahun Anti-Imigran

Minggu, 28 Januari 2018 15:37 WIB

Peringatan satu tahun pelarangan imigran muslim masuk ke Amerika Serikat di depan Gedung Putih. [PressTV]

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Presiden Donald Trump melarang imigran muslim masuk ke Amerika Serikat diperingati oleh ratusan pengunjuk rasa di depan Gedung Putih, Sabtu, 27 Januari 2018.

Mereka menggelar aksi setahun pelarangan Trump dengan membawa plakat berisi berbagai kecaman dan menentang kebijakan tersebut. Di antara plakat yang dibawa pengunjuk rasa itu berbunyi: Menolak Kebencian, Jangan Melarang Keluarga Saya.

Baca: Trump Larang Imigran Muslim, Warga Iran Ini Luntang Lantung

Peringatan satu tahun pelarangan imigran muslim masuk ke Amerika Serikat di depan Gedung Putih. [PressTV]

Seminggu setelah dilantik menjadi presiden, Trump menandatangani surat keputusan pada 27 Januari 2018 isinya melarang warga negara dari tujuh negara muslim masuk ke Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

Alasan pelarangan itu, menurut pemerintah Amerika Serikat, demi keamanan nasional. Keputusan Trump tersebut mendapatkan reaksi keras dari berbagai negara, termasuk perlawanan dari pengadilan di Amerika Serikat. Di dalam negeri Amerika Serikat juga terjadi demonstrasi yang digalang oleh kelompok perempuan.

PressTV dalam laporannya mengatakan, para pengunjuk rasa yang turun ke jalan pada Sabtu, 27 Januari 2018, itu meneriakkan yel-yel perlawanan terhadap Trump sembari membawa kertas bertuliskan: Tidak Ada Pelarangan Bagi Muslim dan Selamat Datang Pengungsi.Dukungan terhadap Imigran Muslim di Amerika Meluas

"Kami mengutuk keras keputusan Trump. Rasis dan sepremasi kulit putih diyakini merefleksikan sikap Trump baik dalam tindakan maupun program pemerintahannya yang melarang muslim ke Amerika Serikat," kata Robert McCaw dari Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR). Dia menambahkan, "Kami akan berjuang melawan supremasi kulit putih dalam pemerintahan Trump."

Baca: Donald Trump Larang Imigran Timur Tengah Masuk AS

Trump telah berjanji dalam kampanye pemilihan presiden pada 2016 bahwa jika dia terpilih maka program pertama yang akan dilakukan adalah melarang kaum muslim masuk ke Amerika Serikat untuk melindungi dari serangan.

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya