Ketegangan di Suriah, Amerika Serikat Minta Turki Tahan Diri
Reporter
Choirul Aminuddin
Editor
Choirul Aminuddin
Senin, 22 Januari 2018 08:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat meminta Turki menahan diri terhadap operasi militer di Suriah utara menyusul gempuran darat terhadap basis pertahanan kelompok Kurdi YPG di Afrin.
Washington mengakui bahwa Kurdi YPG adalah sekutu dekatnya di Suriah yang dianggap sebagai kelompok bersenjata paling efektif melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di negeri itu.
Baca: Turki dan AS Memanas, Rusia Geser Pasukan di Suriah?
Heater Nauert, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, mengatakan pada Ahad, 21 Januari 2018, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson berbicara dengan rekannya dari Turki dan Rusia melalui telepon. Dia menentang eskalasi pertempuran di Suriah.
"Kami mendesak Turki menahan diri, membatasi jangkauan operasi militer, melakukan pembatasan waktu, dan menghindari korban warga sipil," ucap Nauert, seperti dikutip Al Jazeera.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat itu dikeluarkan pada Ahad, 21 Januari 2018, atau beberapa jam setelah Turki menyatakan pasukan daratnya telah menerobos masuk ke wilayah Suriah utara.
Ankara menilai Partai Bersatu Demokratik Kurdi Suriah (PYD) dan sayap militernya, YPG, sebagai kelompok teroris bersama organisasi terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang melakukan pemberontakan di Turki selama satu dekade.
Baca: Turki Minta Amerika Serikat Tarik Senjatanya dari Kurdi
Berbicara di Istanbul pada Ahad malam waktu setempat, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menuturkan pasukan Turki telah merangsek ke dalam wilayah yang dikuasai YPG di Suriah pada pukul 08.05 GMT dari Desa Gulbaba, Turki. Menurut dia, pasukan Turki bermaksud membangun "zona aman" 30 kilometer di Afrin, Suriah utara.