TEMPO.CO, Washington - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat lewat juru bicara Pentagon menampik sinyalemen serangan militer Turki terhadap milisi Kurdi dukungan AS membuat hubungan kedua negara memburuk.
Seperti diberitakan, pasukan militer Turki mulai membombardir pasukan Kurdi, yang berkumpul di daerah Afrin yang terletak di sebelah utara Suriah, sejak Jumat dini hari.
Baca: Turki Minta Izin Rusia Gunakan Langit Afrin Gempur Pasukan Kurdi
“Satu tindakan tidak akan menghasilkan kekacauan atau kerusakan. Kami memiliki komunikasi reguler dengan sekutu kami Turki,” kata Eric Pahon, juru bicara Pentagon, kepada kantor berita Turki, Anadolu Agency. Dia mengaku tidak akan menilai pendapat yang ekstrim seperti itu.
Baca: Turki Kirim Pasukan ke Perbatasan, Tanggapi Sikap Amerika Serikat
“Kami bicara soal hal-hal ini. Ini bagian dari menjadi sekutu. Sekutu tidak selalu sepakat mengenai semua hal tapi bersedia bekerja sama,” kata Pahon.
Pahon menegaskan pasukan AS tidak beroperasi di daerah Afrin sehingga tidak terkena dampak langsung serangan militer Turki. “Kami ingin semua orang fokus pada tujuan utama kita yaitu mengalahkan ISIS,” kata Pahon.
Dia mengatakan ini menanggapi komentar dari seorang pejabat AS kepada media CNN, yang mengatakan operasi militer Turki di Afrin bisa mengganggu perang terhadap Daesh, yaitu nama lain ISIS. Serangan militer itu juga membuat ketegangan meningkat di wilayah terkait dan membuat hubungan antara AS dengan sekutunya di NATO menjadi kacau.
Saat ditanya mengenai kabar Rusia mulai menarik pasukannya dari kawasan Afrin, Pahon mengatakan,”Itu merupakan kesepakatan antara Rusia, Suriah dan Turki. Kami tidak terlibat.”
Turki menyerang pasukan Kurdi di daerah perbatasan ini karena mencoba memisahkan diri. Kelompok Kurdi PYG dan PKK dianggap sebagai kelompok teror, yang kerap menyerang Turki dengan pengeboman di berbagai kota.
Menurut media Turki, Anadolu Agency, kelompok PKK telah menyebar teror perlawanan terhadap Turki sejak 1980 dan menimbulkan 40 ribu korban jiwa.
Baca: Pentagon Anggarkan Rp 299 Triliun untuk Program Penyelidikan UFO
Militer Turki melakukan mobilisasi pasukan ke daerah perbatasan selatan yang bersebelahan dengan Suriah. Hingga berita ini diturunkan, pasukan Turki belum menyerang lintas batas secara fisik. Sejak Jumat dini hari, pasukan baru menyerang daerah itu menggunakan serangan artileri.