Serangan Mematikan di Mesir, Ini Kesaksian Imam Masjid
Reporter
Choirul Aminuddin
Editor
Choirul Aminuddin
Minggu, 26 November 2017 17:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Imam Masjid Rawdah, Mesir, Imam Mohamed Abdelfatah, mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan pada Jumat, 24 November 2017, lebih dari 300 orang.
Ketika pertistiwa itu berlangsung, jelas Imam Mohamed, dia sedang menyampaikan khutbah Jumat di depan sekitar 500 jamaah yang sedang mendengarkan isi ceramah dengan ta'zim.
Baca: Serangan Teror Tewaskan 235 Orang, Mesir Umumkan 3 Hari Berkabung
"Tiba-tiba puluhan penyerang masuk ke dalam Masjid Rawdah di Bir al Abed berisi sekitar 500 jamaah dengan membuka tembakan. Aksi itu disusul dengan lemparan granat ke dalam masjid," ujarnya seperti dikutip Sky News.
Berbicara dari sebuah rumah sakit di Sharqiya, Imam Mohamed mengatakan, sekitar dua menit setelah kejadian, dia naik ke mimbar dan mendengar suara ledakan di luar masjid.
"Selanjutnya sejumlah orang masuk ke dalam masjid menembaki para jamaah," tuturnya.
Dia melanjutkan, "Setelah mendengar suara tembakan, seluruh jamaah berlarian sebagian naik ke mimbar. Saya melihat beberapa orang saling bertumpukan, sementara para penyerang memukuli siapa saja yang masih bernapas."
Mesir kerap dihantam kekerasan mematikan akhir-akhir ini. Insiden pada Jumat tersebut menewaskan sedikitnya 300 orang, termasuk 27 anak dan melukai 128 korban lainnya.
Hingga saat ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas kejadian paling mematikan dalam sejarah modern Mesir. Namun beberapa pejabat mengatakan, serangan ini diduga dilancarkan oleh cabang ISIS.
Baca: Dunia Bersatu Mengutuk Teror di Masjid Sufi, Mesir
Pada Sabtu, 25 November 2017, atau sehari setelah kejadian, Presiden Mesir Abdel Fatah al Sisi mengumumkan negara berkabung selama tiga hari dan bersumpah merespon dengan kekuatan brutal.