Militer Zimbabwe Dukung Massa Tuntut Robert Mugabe Mundur
Reporter
Choirul Aminuddin
Editor
Choirul Aminuddin
Minggu, 19 November 2017 15:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Militer mendukung aksi ribuan massa menuntut Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mengundurkan diri. Tuntutan massa tersebut disampaikan dalam aksi jalanan.
Unjuk rasa di Ibu Kota Harare pada Sabtu, 18 November 2017, menurut laporan media massa setempat, mendapatkan sokongan Angkatan Bersenjata yang menguasai pusat pemerintahan pada Rabu, 15 November 2017.
Baca: Presiden Zimbabwe Bertemu Militer, Mugabe Menolak Mundur
Pemandangan Sabtu kemarin kontras dengan peristiwa 1980 lalu ketika Zimbabwe merdeka dari penjajahan Inggris.
Saat itu, sekitar 200 ribu rakyat Zimbabwe menyambut gegap gempita Robert Mugabe dari pengasingan setelah memenangkan perang melawan minoritas kulit putih.
Sebaliknya, Sabtu kemarin, massa berteriak "Chiwenga, memimpin perang melawan Mugabe."
Chiwenga yang mereka teriakkan adalah Jenderal Constantino Chiwenga yang memperingatkan Mugabe bahwa militer akan melakukan intervensi sebelum mengambil alih kekuasaan.
Pada unjuk rasa tersebut, massa berusaha menuju Istana Negara namun pasukan pengawal presiden memblokade jalan menuju Istana.
Al Jazeera dalam laporannya menyebutkan, seorang jenderal berbicara kepada para demonstran agar pulang ke rumah masing-masing sebab tugas militer akan selesai.
"Operasi yang kita lakukan bersama masih dalam proses panjang," kata Mayor Jenderal Sibusiso Moyo kepada massa yang hadir.
"Kita tidak bisa pergi ke gunung dalam waktu sehari, tetapi melalui dukungan kalian kita telah menempuh jarak yang sangat jauh," ucapnya.
Massa sangat yakin keinginan mereka untuk menurunkan Mugabe akan segera terwujud.
Baca: Kudeta Zimbabwe, Eks Kepala Intelijen Ini Akan Gantikan Mugabe
Pada Rabu pekan ini, militer menguasai sejumlah fasilitas dan gedung pemerintah Zimbabwe, termasuk stasiun televisi. Militer juga menetapkan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, istri dan keluarganya menjadi tahanan rumah.