Prancis Tak Berikan Suaka untuk PM Lebanon
Reporter
Choirul Aminuddin
Editor
Choirul Aminuddin
Kamis, 16 November 2017 11:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa dia sama sekali tidak berniat memberikan suaka kepada pemimpin Lebanon Saad Hariri. Prancis hanya mengundang dia dan keluarganya untuk menghabiskan waktunya selama beberapa hari di Paris.
Baca: Lebanon Stok Senjata dari Perancis
Undangan yang disampaikan Macron itu beberapa jam setelah Presiden Lebanon Michel Aoun pada Rabu, 15 November 2017, meminta Arab Saudi membebaskan Hariri dari tahanan rumah.
Hariri, seorang politikus muslim Sunni dan sekutu lama Arab Saudi, tiba-tiba mengumumkan pengunduran diri sebagai Perdana Menteri saat mengunjungi Riyadh pada 4 November 2017.
Tak lama kemudian, dia menyatakan berjanji akan kembali ke Lebanon sesegera mungkin. Namun dia mengatakan kepada para pemimpin Arab Saudi bahwa dia takut keselamatan jiwanya jika kembali pulang.
Macron sengaja mengundang Hariri dan keluarganya untuk datang ke Prancis setelah berbicara dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, di Istana Elysee pada Rabu, 15 November 2017.
Sumber-sumber di kantor kepresidenan Prancis mengatakan, undangan Macron untuk Hariri tersebut sebagai upaya mengurangi ketegangan di Timur Tengah.
Berbicara di Kota Bonn, Jerman, setelah konferensi iklim pada Rabu, Macron mengatakan, undangannya bukan suaka untuk Hariri.
Ketika ditanya wartawan, apakah dia menyiapkan suaka untuk Hariri, Macron menjawab, "Tidak. Saya berharap Lebanon stabil dan pilihan politik harus disesuaikan dengan aturan lembaga."
"Kami ingin sebuah negara Lebanon yang kuat dengan wilayah yang dihormati," ujarnya kepada wartawan.
Baca: Presiden Lebanon Sambut Baik Kepulangan Hariri dari Arab Saudi
Prancis memiliki hubungan dekat dengan Lebanon, negara yang pernah menjadi jajahan Prancis para Perang Dunia. Dan, Hariri memiliki memiliki rumah di Prancis.
Ayah Hariri, yang juga bekas pemimpin Lebanon Rafik Hariri adalah teman dekat mantan Presiden Prancis, Jacques Chirac.
AL JAZEERA | THE AGE