Suami Istri di Prancis Diadili Karena Bayinya Dinamai Jihad

Selasa, 24 Oktober 2017 19:23 WIB

Seorang bayi pengungsi Rohingya yang baru berusia empat hari ini melintasi perbatasan dari Myanmar sehari sebelumnya di Palang Khali, Bangladesh, 17 Oktober 2017. Bayi yang belum dinamai ini menunggu ibunya mendapat izin dari tentara Bangladesh untuk melanjutkan perjalanan ke kamp-kamp pengungsian. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Jakarta- Sepasang suami istri di Prancis telah disidangkan di pengadilan gara-gara memberi nama bayi lelaki mereka Jihad, yang memicu gelombang kontroversi.

Orang tua Jihad penganut Islam mencoba mendaftarkan nama bayinya di balai kota dekat Toulouse. Namun petugas kemudian langsung menghubungi jaksa gara-gara nama bayi itu. Jaksa pun membawa kasus itu ke pengadilan keluarga karena nama bayi itu dianggapp berhubungan dengan terorisme.

Baca: Ajaib, Bayi Baru Lahir Langsung Bisa Berjalan

Bayi Jihad Guetarni lahir pada Agustus di kota Leguevin, 16 kilometer dari Toulouse, Prancis. Nama jihad dianggap tidak biasa di negara itu.

"Jika jaksa Toulouse memutuskan bahwa namanya melanggar undang-undang, dia mungkin merujuk kasus ini ke pengadilan keluarga," kata pengacara Toulouse, Jonathan Bomstain, seperti yang dilansir Russia Today pada 23 Oktober 2017.

Keluarga tersebut mengklaim namanya bukan berarti Perang Suci, melainkan usaha, perjuangan dan penyangkalan diri. Dalam bahasa Arab, kata 'Jihad' berarti 'usaha', 'perjuangan', atau 'penyangkalan diri', bukan 'perang suci'.

Advertising
Advertising

Orang tua bayi itu diperkirakan akan menghadapi tuduhan atas pilihan nama yang kontroversial untuk anaknya.

Baca: Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal

Pada tahun 2013, sebelum aksi teror menyerang , seorang ibu warga Prancis yang menamai anaknya Jihad dipenjara setelah memakaikan anaknya itu kaos bertuliskan "Saya adalah sebuah bom" di bagian depan dan 9/11 di bagian belakang.

Pasal 57 Hukum Perdata Prancis menyebutkan, orang tua harus memilih nama depan bayi untuk "kepentingan terbaik anak itu." Jika hakim menganggap nama tersebut tidak sesuai untuk anak tersebut, dia dapat mengajukan nama lain.

Suami istri di Prancis bebas memilih nama anak sejak 1993, namun pihak berwenang berhak untuk campur tangan jika mereka yakin namanya bisa merugikan anak tersebut.

THE SUN|RUSSIA TODAY

Berita terkait

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

3 jam lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

6 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

10 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

16 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

24 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

24 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

25 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

29 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

30 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

34 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya