JImmy Carter Siap Mediasi Donald Trump--Kim Jong Un
Reporter
Yon Yoseph
Editor
Budi Riza
Senin, 23 Oktober 2017 07:43 WIB
TEMPO.CO, New York - Mantan Presiden Amerika Serikat, Jimmy Carter, telah menyatakan kesediaannya untuk mengunjungi Korea Utara atas nama pemerintahan Presiden Donald Trump.
Jimmy Carter mengatakan bersedia melakukan perjalanan ke Korea Utara untuk menurunkan ketegangan antara Washington dan Pyongyang.
Baca: Rudal Korea Utara Diklaim Bisa Serang Kapal Induk AS
Carter juga melakukan perjalanan ke Korea Utara pada 2010, untuk menegosiasikan pembebasan seorang warga Amerika, yang ditahan. Dan dia melakukan lagi kunjungan ini pada 2011.
Carter, yang menjadi Presiden 1977 sampai 1981 dan berasal dari Partai Demokrat, mengatakan dia telah berbicara dengan Penasihat Keamanan Nasional, Letnan Jenderal H R McMaster, yang juga temannya. Namun sejauh ini dia mengaku menerima reaksi negatif.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya siap jika dibutuhkan," ungkap Carter.
Trump telah menekan Cina untuk membantu mengendalikan Pyongyang. Namun Carter mengatakan Amerika sangat melebih-lebihkan pengaruh Cina terhadap Korea Utara, terutama terhadap Kim.
"Mereka ingin menyelamatkan rezim itu. Kita terlalu memandang tinggi pengaruh Cina terhadap Korea Utara, terutama saat Kim tidak pernahpergi ke Cina sepengetahuan saya."
Carter mengaku khawatir dengan opini yang dibentuk bahwa rezim Kim Jong Un sulit diprediksi. Ini bisa membuat Kim berpikir bahwa Trump akan menyerangnya sehingga dia bertindak lebih dulu.
Soal beberapa anggota parlemen di Washington merasa khawatir dengan perang lisan antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Carter mengatakan: "Saya juga khawatir dengan situasinya."
Trump telah terlibat dalam perang kata dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, seperti melalui Twitter. Dia menjuluki Kim "Little Rocket Man".
Trump juga dinilai telah merongrong upaya menteri luar negeri untuk bernegosiasi dengan Korea Utara. Dia berulang kali menunjukkan hanya tindakan militer yang akan berhasil. Dia juga menggunakan pidato perdananya dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengancam menghancurkan Pyongyang sepenuhnya.
GUARDIAN|NEW YORK TIMES|