Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tanding Ulang Joe Biden Vs Donald Trump, Begini Sistem Pemilu Presiden di Amerika Serikat

image-gnews
Donald Trump dan Joe Biden. REUTERS/Jonathan Ernst/Brian Snyder
Donald Trump dan Joe Biden. REUTERS/Jonathan Ernst/Brian Snyder
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan mantan Presiden Donald Trump telah secara resmi memasuki arena politik untuk merebut kembali kekuasaan pada pemilihan presiden yang akan berlangsung pada November 2024.

Dalam hasil pemilihan pendahuluan di beberapa negara bagian, Joe Biden berhasil mengumpulkan suara yang mencukupi untuk meraih status resmi sebagai calon presiden dari Partai Demokrat. Biden membutuhkan setidaknya 1.968 delegasi untuk memenangkan nominasi tersebut.

Pada Selasa malam, 12 Maret 2024, Presiden yang berusia 81 tahun ini akhirnya mencapai angka tersebut ketika hasil perhitungan suara dari Georgia diumumkan. Selain itu, hasil yang memuaskan juga diperoleh dari Mississippi.

Sementara itu, beberapa jam setelahnya, Donald Trump dilaporkan berhasil meraih 1.215 delegasi. Jumlah ini memenuhi syarat bagi Trump untuk mendapatkan posisinya sebagai kandidat dari Partai Republik.

"Para pemilih kini memiliki kesempatan untuk mempengaruhi arah masa depan negara kita. Apakah kita akan bersikap tegas dalam mempertahankan demokrasi atau membiarkan pihak lain menggoyangnya? Apakah kita akan mengembalikan hak kita untuk memilih dan menjaga kebebasan, atau membiarkan ekstremis merebutnya dari kita?" kata Biden.

Di Roma, Georgia, pada hari Jumat, Trump kembali menyatakan keyakinannya bahwa Pemilu 2020 mengalami kecurangan. Dia menuduh Fani Willis, pengacara Fulton County, melakukan penuntutan terhadapnya atas alasan politis.

Mantan presiden berusia 77 tahun tersebut bahkan menyalahkan Biden karena tidak berhasil mengatasi masalah imigran di perbatasan selatan Amerika Serikat. Trump bermaksud untuk menjadikan isu ini sebagai fokus utama kampanyenya untuk mengalahkan Biden.

Namun, di balik pertarungan kembali Biden dengan Trump, terdapat satu hal lain yang menjadi sorotan dari pilpres di Negeri Paman Sam ini yaitu sisitem pemilihannya. Sistem pemilihan presiden di Amerika Serikat adalah salah satu hal unik dari politik negara tersebut. Dengan menggunakan Electoral College, proses ini telah menjadi fokus perdebatan dan perubahan selama bertahun-tahun. 

Sejarah Sistem Pemilihan Presiden AS

Sistem pemilihan Presiden Amerika Serikat berasal dari Konstitusi Amerika Serikat yang disetujui pada 1787. Para pendiri negara menyusun sistem ini sebagai solusi untuk menyeimbangkan kepentingan negara bagian yang besar dan kecil, serta antara populasi perkotaan dan pedesaan.

Electoral College

Mengutip National Archives, disebutkan bahwa Electoral College adalah sistem di mana setiap negara bagian memiliki sejumlah suara elektoral berdasarkan jumlah anggota Kongres yang mereka miliki. Suara elektoral ini kemudian digunakan untuk memilih presiden dan wakil presiden Amerika Serikat. Jumlah total suara elektoral adalah 538, dengan 270 suara diperlukan untuk memenangkan pemilihan presiden.

Bagaimana Proses Pemilihan Presiden di AS?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip laman USA Government, berikut adalah proses dalam pemilihan presiden di Amerika Serikat:

- Pemilihan Presiden

Proses pemilihan presiden dimulai dengan pemilihan umum di setiap negara bagian, yang biasanya dilakukan pada hari Selasa pertama setelah hari Senin pertama di bulan November. Pemilih memilih calon presiden dan wakil presiden yang mereka dukung.

- Suara Elektoral

Setelah pemilihan umum, suara elektoral dari masing-masing negara bagian dihitung. Sebagian besar negara bagian menerapkan sistem pemenang-takes-all, di mana kandidat yang memenangkan mayoritas suara di negara bagian tersebut akan menerima semua suara elektoral dari negara bagian tersebut.

- Electoral College Meeting

Setelah pemilihan umum, para elektor dari setiap negara bagian bertemu dalam Electoral College pada bulan Desember untuk memberikan suara mereka. Meskipun mereka secara tradisional memilih sesuai dengan hasil pemilihan umum di negara bagian mereka, tidak ada persyaratan hukum yang memaksa mereka untuk melakukannya.

- Kongres Menghitung Suara Elektoral

Setelah Electoral College memberikan suara mereka, Kongres bertemu pada tanggal 6 Januari tahun berikutnya untuk menghitung suara elektoral dan mengumumkan hasilnya. Calon dengan mayoritas suara elektoral secara resmi terpilih sebagai presiden, dan calon dengan suara elektoral kedua tertinggi menjadi wakil presiden.

- Inaugurasi Presiden

Presiden yang terpilih kemudian diambil sumpahnya pada tanggal 20 Januari di tahun berikutnya, dalam sebuah acara yang dikenal sebagai inaugurasi presiden.

Pilihan Editor: Pilihan Amerika Serikat Hanya Punya 2 Partai Politik, Ini Penjelasannya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

9 jam lalu

Sekretaris Pers Gedung Putih AS Karine Jean-Pierre mengadakan jumpa pers harian di Gedung Putih di Washington, AS 24 Juli 2023. REUTERS/Jonathan Ernst
AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

15 jam lalu

Petugas penegak hukum memasuki perkemahan protes pro-Palestina di Universitas California Los Angeles (UCLA), ketika konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berlanjut, di Los Angeles, California, AS, 2 Mei 2024. REUTERS/David  Swanson
Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?


Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

15 jam lalu

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar menghadiri acara Halalbihalal dan Silaturahmi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Senen, Jakarta, Minggu, 28 April 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Khofifah Buka Peluang Kembali Maju Bersama Emil Dardak di Pilkada Jatim

Khofifah membuka peluang lebar bagi Emil Dardak untuk kembali berpasangan di Pilkada Jawa Timur. Ia mengaku nyaman dan produktif bersama Emil.


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

15 jam lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

17 jam lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza


Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

18 jam lalu

Ilustrasi Hacker atau Peretas. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya


Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

18 jam lalu

Jaksa Karim Khan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). REUTERS
Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)


Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

19 jam lalu

Direktur CIA William Burns berbicara selama sidang Komite Intelijen DPR AS tentang ancaman di seluruh dunia, di Washington, D.C., AS, 15 April 2021. [Tasos Katopodis/Pool via REUTERS]
Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.


Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

19 jam lalu

Sekelompok pengunjuk rasa memegang bendera kuning bertuliskan Khalistan, serta spanduk bergambar pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh, saat melakukan protes di luar konsulat India, seminggu setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengemukakan kemungkinan keterlibatan New Delhi dalam aksi tersebut. pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar di British Columbia, di Toronto, Ontario, Kanada 25 September 2023. REUTERS/Carlos Osorio
Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.