TEMPO.CO, Sydney - Suasana duka terasa di kompleks perumahan Andrew Chan di Sydney, Australia. Tetangga sekitar ikut menyatakan bela sungkawa sekaligus menghibur keluarga, terutama ayah Andrew Chan, Ken Chan, yang tak bisa hadir di Cilacap karena kondisi kesehatannya yang buruk.
Sebagian besar tetangga yang melewati rumah Andrew pagi ini waktu setempat tampak menggelengkan kepala, mendesahkan napas, atau berhenti sebentar untuk menyapa keluarga sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke kantor atau sekolah masing-masing. Ada pula tetangga yang membawakan buket bunga sebagai bentuk dukungan.
"Hal ini dilakukan agar keluarga tetap tegar menerima kenyataan eksekusi mati Andrew," kata kerabat dekat keluarga Andrew yang tak mau disebut namanya, seperti dilansir news.com.au, Rabu, 29 April 2015.
Teman-teman yang mengenal Andrew sudah tiba di rumah Andrew sejak Rabu pagi-pagi sekali. Mereka memeluk, mencium, dan menemani Ken untuk menguatkan hatinya. Ken pun kembali pergi untuk kontrol dokter memeriksakan kesehatannya.
"Semua keluarga sangat lelah karena tak tidur beberapa hari ini," kata sumber itu.
Para tetangga yang menyempatkan datang ke rumah Andrew juga menyayangkan eksekusi mati yang dilakukan Rabu dinihari tadi di Nusa Kambangan, Cilacap, Indonesia. "Kematian bukanlah jawaban yang tepat," kata salah seorang tetangga.
Duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, masuk dalam gelombang kedua pelaksanaan eksekusi mati pada dinihari tadi. Selain duo Bali Nine, ada enam terpidana mati lainnya yang dieksekusi, yakni warga negara Nigeria Martin Anderson, Raheem Agbaje, Sylvester Obiekwe Nwolise, Okwudili Oyatanze; warga negara Brasil Rodrigo Gularte; dan WN Indonesia Zainal Abidin. Jenazah duo Bali Nine ini akan disemayamkan di Kedutaan Besar Australia sebelum dipulangkan ke negara asal mereka.
YOLANDA RYAN ARMINDYA| news.com.au