TEMPO.CO, London - Korea Utara memiliki kemampuan menembakkan senjata nuklir dan menggunakan rudal nuklir sebagai pembalasan jika diserang.
"Bukan hanya Amerika Serikat yang memiliki monopoli atas serangan senjata nuklir," kata Duta Besar Korea Utara untuk Inggris Hyun Hak-bong di London kepada Sky News, Jumat, 21 Maret 2015.
Ketika ditanya apakah itu berarti Korea Utara, yang keluar dari Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir pada 1993, memiliki kemampuan menembakkan rudal nuklir sekarang, Hak-bong menjawab, "Setiap saat, setiap waktu, ya."
Hak-bong menambahkan, "Jika Amerika Serikat menyerang, kami harus menyerang balik. Kami siap meladeni perang konvensional dengan perang konvensional. Kami siap menghadapi perang nuklir dengan perang nuklir. Kami tidak ingin perang, tapi kami tidak takut perang."
Dalam pidato pada 3 Maret 2015, Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-su mengatakan negaranya memiliki kekuatan untuk mencegah "ancaman nuklir yang terus meningkat" dari Amerika Serikat dengan serangan pendahuluan jika diperlukan.
Yong-su juga mengecam latihan militer yang diadakan Korea Selatan dan Amerika Serikat yang dianggapnya sebagai tindakan provokatif.
Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat prihatin atas proyek nuklir Korea Utara, yang dianggap melanggar perjanjian internasional.
Direktur Agen Pertahanan Misil Amerika Serikat Laksamana Madya James Syring mengatakan Korea Utara siap menerjunkan ratusan rudal yang bisa mencapai pasukan AS yang berbasis di Korea Selatan dan Jepang. Syring menambahkan, Korea Utara dan Iran telah mampu meluncurkan rudal balistik antarbenua pada awal tahun ini.
CHANNEL NEWS ASIA|YON DEMA