TEMPO.CO, Kairo - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir, Kamis, 10 Oktober 2013, mengkritik keputusan Amerika Serikat membatalkan bantuan militer dan ekonomi kepada pemerintahan yang didukung militer.
"Keputusan itu salah. Mesir tidak akan menyerah dengan tekanan Amerika dan akan tetap melanjutkan jalan menuju demokratisasi sebagaimana roadmap yang dibuat," juru bicara Kementerian Luar Negeri, Badr Abdelatty, menjelaskan kepada sebuah radio swasta Mesir.
Washington pada Rabu, 9 Oktober 2013, membenarkan bahwa negaranya menghentikan sementara pengiriman helikopter Apache, termasuk misil Harpoon, tank (Abraham) kepada militer Mesir.
"Pengurangan bantuan militer ini bersifat sementara alias tidak permanen," ujar pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, seperti ditulis Al Jazeera, Kamis, 10 Oktober 2013.
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan, pemerintahan AS tidak memotong seluruh bantuan dan akan tetap melanjutkan dukungan terhadap militer Mesir guna menghadapi terorisme. Serta menjaga keamanan Gurun Sinai yang menjadi perbatasan dengan Israel, sekutu AS.
AS juga akan menyediakan bantuan yang menguntungkan bagi rakyat Mesir, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, serta pembangunan di sektor swasta.
Menyusul tergulingnya Presiden Muhamad Mursi oleh militer dalam sebuah kudeta 3 Juli 2013, Pentagon--markas Kementerian Pertahanan--membatalkan rencana latihan militer bersama Mesir serta menunda pengiriman empat jet tempur F-16. AS menyediakan bantuan ke Kairo sejak penandatanganan perjanjian Camp David pada 1979 yang berisi butir-butir perdamaian antara Mesir dan Israel.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Berita Terpopuler
Jawara, Ulama, dan Golkar dalam Dinasti Ratu Atut
Mercedes Rp 2 Miliar Akil Diatasnamakan Sopirnya
Jadi Ketua MK, Akil Beli Mercy dan Toyota Crown
Adik Atut Pernah Diincar KPK pada 2007
Sidang Disiarkan Live, Majelis Kehormatan MK Marah