TEMPO.CO, Boston - Aparat keamanan terus mengejar Dzhokhar A. Tsarnaev, tersangka kedua insiden ledakan bom Boston Marathon, setelah kakaknya Tamerlan Tzarnaev, tersangka pertama tewas di rumah sakit setelah diberondong peluru aparat.
Dzhokhar, 19 tahun, tinggal di Cambridge, Massachusetts. Dia bersama kakaknya dilaporkan dari kawasan dekat Chechnya, Rusia, yang menggelorakan separatisme demi berdirinya negara Islam.
Mereka memasuki Amerika Serikat bersama keluarganya pada 2002 atau 2003. Sedangkan Tamerlan menjadi penduduk permanen sejak 2007. Dzhokhar pernah bersekolah di Makhachkala, ibu kota Republik Dagestan antara 1999-2001.
Rekan Dzhokar, Erik Machado, mengatakan kepada CNN, pemuda berusia 19 tahun itu melanjutkan pendidikannya di Universitas Amherst di Massachusetts. Dia seorang bintang olahraga gulat di Cambriddge Rindge dan Latin School. Atas prestasi itu, dia mendapatkan beasiswa sebesar US$ 2.500 (sekitar Rp 24 juta) di Kota Cambridge.
Di kampung halamannya, Dzhokar tergolong anak periang. Hal tersebut nampak ketika dia mengunggah foto bersama rekannya di laman Vkontakte atau Facebook ala Rusia. Banyak orang tak yakin bagaimana dia bisa terlibat dalam pengeboman di Boston, Amerika Serikat.
Pada Oktober 2011, dia menampilkan rekaman videonya di YouTube dengan teman-temannya. Dalam gambar yang direkam pada 4 Oktober 2011 itu, dia berada di belakang kemudi mobil sembari memamerkan aksen berbeda di kawasan Kaukasus dari Armenia hingga Azerbaijan, Ossetian dan Chechnya.
GUARDIAN | CHOIRUL
Topik Terhangat:
Ujian Nasional | Bom Boston | Lion Air Jatuh | Kasus Cebongan
Baca juga:
EDISI KHUSUS Tipu-Tipu Jagad Maya
Sunah Rasul Hakim Setyabudi dan Gratifikasi Seks
Sopir Hakim Setyabudi Tak Tahu Suap Seks Bosnya
@SBYudhoyono Follow Artis-artis Ini