TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Lebih dari 400 warga asing terjaring operasi kontra-terorisme di Malaysia selama dua hari. Mereka yang ditahan berasal dari negara tetangga di ASEAN, yakni Bangladesh, India, dan Pakistan.
Polisi juga mengamankan mesin untuk pembuat paspor dan dokumen imigrasi palsu dalam operasi tersebut.
Baca: WNI Terduga Teroris Ditangkap di Malaysia, Ini Langkah Kemlu
Operasi kontra-terorisme merupakan bagian dari persiapan keamanan menjelang SEA Games ke-29, yang akan diselenggarakan di Malaysia pada 19-31 Agustus 2017.
Polisi kemudian membebaskan 275 orang dan 133 lainnya tetap ditahan karena melanggar undang-undang imigrasi dan Undang-Undang Pelanggaran Keamanan Malaysia.
Penggerebekan pada Senin, 7 Agustus 2017, polisi mendobrak pintu dan kemudian keluar dengan membawa sejumlah orang dengan tangan terborgol ke dalam bus. Mereka dibawa ke kantor polisi untuk diperiksa dan diinterogasi.
Sebelumnya, pada Minggu, 6 Agustus 2017, 200 personel operasi kontra-terorisme menyerbu rumah dan bisnis di Masjid India, sebuah distrik padat penduduk di Kuala Lumpur.
Baca: Polisi Malaysia Tangkap Tiga Terduga ISIS Asal Indonesia
Pihak berwenang mengatakan mereka menargetkan orang dengan dokumen perjalanan yang hilang, palsu atau yang diyakini berafiliasi dengan kelompok-kelompok teror di Suriah dan Irak.
"Kami akan mendeteksi dan mengambil tindakan terhadap orang asing yang dicurigai memiliki hubungan dengan teroris, terutama mereka yang terlibat dalam kegiatan di Suriah," kata pejabat polisi kontra-terorisme, Ayob Khan Mydin Pitchay, yang dikutip BBC pada 7 Agustus.
Petugas operasi kontra-terorisme juga dilengkapi perangkat untuk mendeteksi bahan radioaktif, meski tidak ditemukan bahan berbahaya itu.
BBC | BANGLADESH NEWS 24 | YON DEMA