TEMPO.CO, Bogota - Oposisi Venezuela menyerukan mogok massal melawan Presiden Nicolas Maduro setelah pemerintahannya merencanakan menulis ulang kontitusi negara melalui referendum.
"Oposisi Venezuela menolak rencana referendum tidak resmi yang akan digelar pemerintahan Maduro," Al Jazeera melaporkan.
Seruan yang disampaikan pada Senin, 17 Juli 2017, itu berisi agar seluruh warga Venezuela mogok massal selama 24 jam.
Baca: Oposisi Venezuela Gelar Referendum Tandingan untuk Lawan Maduro
Mogok massal itu sebagai perlawanan untuk memaksa Maduro keluar dari pemilihan awal sebelum masa jabatannya berakhir pada 2019.
"Kami meminta kepada seluruh warga Venezuela ambil bagian dalam mogok massal ini tanpa kekerasan selama 24 jam," kata salah seorang pemimpin koalisi oposisi, Freddy Guevara.
Pada Ahad, 16 Juli 2017, sebuah aksi yang diorganisir oleh oposisi diikuti kurang lebih sepertiga dari 19 juta warga Venezuela menolak tawaran Maduro mengenai dibentuknya wadah rakyat atau yang disebut dengan Dewan Konstituen yang akan dipilih pada 30 Juli 2017.
"Dewan ini bertugas menulis kembali konstitusi negara."
Baca: Referendum Oposisi Venezuela, Seorang Wanita Tewas Ditembak
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Senin, 17 Juli 2017, memperingatkan Caracas bahwa negerinya akan mengambil tindakan ekonomi jika Maduro mewujudkan keinginannya menulis ulang konstitusi negara.
Dalam pernyataannya Trump menyebut Maduro sebagai pemimpin buruk yang bermimpi menjadi seorang diktator.
"Bila rezim Maduro benar-benar mewujudkan membentuk Dewan Konstitusi pada 30 Juli 2017, Amerika akan mengambil tindakan keras dan melakukan aksi ekonomi," kata Trump.
Oposisi Venezuela akan melakukan perlawanan terus hingga Presiden Maduro mundur jabatannya.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN