TEMPO.CO, Damaskus – Serangan 59 rudal Tomhawk yang dilakukan Amerika Serikat ke Suriah telah menewaskan sembilan warga sipil (empat di antaranya anak-anak) dan enam tentara Suriah.
Serangan militer Amerika Serikat yang pertama kali sejak perang saudara pecah di Suriah enam tahun lalu itu menyasar pangkalan angkatan udara Suriah, Shayrat, hanya beberapa jam sebelum memasuki hari Jumat, 7 April 2017 waktu setempat.
Baca juga: Rudal Tomahawk Tempuh Empat Menit untuk Tiba di Suriah
Menurut Presiden Donald Trump, serangan militer itu untuk membalas serangan gas beracun pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang menewaskan sedikitnya 100 orang di Provinsi Idlib, 4 April lalu.
Presiden Rusia Vladimir Putin menuding Amerika Serikat melakukan agresi atas serangan militernya ke Suriah.
Baca juga: Senjata Utama Amerika, Satu Rudal Tomahawk Seharga Rp 11 Miliar
Menyusul serangan militer Amerika Serikat, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Rusia menunda penandatangan nota kesepahaman dengan Amerika Serikat tentang keselamatan wilayah udara Suriah.
”Rusia menunda memorandum dengan Amerika Serikat mengenai pencegahan insiden dan memastikan keamanan udara selama beroperasi di Suriah,” kata pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Rusia.
TELEGRAPH | CNN | MARIA RITA