TEMPO.CO, Tokyo - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengatakan Washington siap untuk melakukan pendekatan baru menghadapi Korea Utara. Kesiapan ini didasari pengakuan Amerika bahwa upaya diplomasi maupun upaya lainnya selama 20 tahun mengalami kegagalan. Korea Utara tetap menjalankan program senjata nuklir dan rudal balistiknya.
"Hal penting untuk mengakui bahwa upaya diplomasi dan upaya lainnya selama 20 tahun untuk membawa Korea Utara ke titik denuklirisasi telah gagal. Jadi pendekatan kita selama 20 tahun gagal," kata Tillerson saat mengadakan konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida, Kamis, 16 Maret 2017.
Baca juga: Pangkalan Militer Amerika Jadi Target Rudal Korea Utara
Tillerson menjelaskan, Amerika telah menyediakan dana US$ 1,35 miliar atau setara Rp 17,9 triliun untuk membantu mengarahkan Korea Utara ke jalur yang berbeda. Namun, semua dukungan tersebut telah membawa negara itu membangun kemampuan meluncurkan nuklir dan rudal yang lebih banyak.
Ancaman kini berada di depan mata, sehingga menurut Tillerson jelas perlu ada pendekatan berbeda menghadapi Korea Utara.
"Sebagian dari kunjungan saya ke wilayah ini untuk bertukar pandangan mengenai pendekatan baru itu," ujar Tillerson.
Baca juga: Korea Utara Luncukan Empat Rudal Balistik
Meski beberapa kali menyebut perlunya pendekatan baru menghadapi Korea Utara, tapi baik Tillerson maupun Kishida tidak merinci apa pendekatan baru itu.
Tillerson kemudian menekankan bahwa selama berdiskusi dengan Kishida, ia bersikap sangat terbuka dan jujur tentang perlunya pendekatan berbeda terhadap Korea Utara.
Selain membahas pendekatan baru, Tillerson menekankan pentingnya kerja sama trilateral antara Amerika, Jepang, dan Korea Utara menghadapi ancaman militer Korea Utara.
Tillerson melakukan kunjungan selama lima hari ke negara-negara Asia Timur. Kunjungan pertama Tillerson ke Jepang dilanjutkan ke Korea Selatan dan Cina. Ia tiba di Jepang pada Rabu, 15 Maret 2017. Ia dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Besok, 17 Maret 2017, Tillerson melanjutkan perjalanannya ke Korea Selatan dan terakhir ke Cina.
JAPAN TIMES | MARIA RITA