TEMPO.CO, Ankara - Perdana Menteri Turki, Binali Yildirim, mengulangi kembali keinginannya kerjasama dengan Amerika Serikat agar mengekstradisi Fethullah Gulen, tokoh yang dianggap berada di balik kudeta.
Permintaan itu disampaikan Yildirim kepada Direktur CIA, Mike Pompeo, ketika keduanya bertemu di kantor Yildirim pada Jumat, 10 Februari 2017.
Baca juga:
Jaksa Turki Tuntut Fethullah Guelen Dihukum Seumur Hidup
Turki Keluarkan Surat Penangkapan Gulen
Ankara menuding Gulen berada di balik kudeta di Turki pada Juli 2016. Namun tuduhan tersebut berkali-kali ditolak Gulen.
Dalam sebuah pernyataan yang diterima oleh sejumlah media, Yildirim menekankan pentingnya kerjasama pemerintah Turki dengan AS.
Pompeo untuk pertama kalinya melakukan kunjungan ke luar negeri sejak memangku jabatan itu bulan lalu.
Negara pertama yang dilawat adalah Turki. Pompeo tiba di lapangan terbang Esenboga, Ankara, pada Kamis, 9 Februari 2017, disambut oleh pejabat kedutaan besar Amerika Serikat.
Kedatangan Pompeo 48 jam setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan berbicara melalui telepon dengan Presiden Donald Trump.
"Pompeo bertemu Erdogan di istana kepresidenan," kata sumber kepresidenan. "Kepala Intelijen National Turki, Hakan Fidan, turut menyertai pertemuan tersebut," imbuhnya.
Dalam pertemuan tersebut, tulis Guardian, keduanya akan membahas masalah meningkatnya aktivitas ISIS serta perang saudara di Suriah.
"AS akan memberikan dukungan lebih besar kepada Turki untuk mengalahkan kelompok-kelompok teror menggunakan aliansi Arab," tulis Guardian.
REUTERS | AA.COM | GUARDIAN | CHOIRUL AMINUDDIN