TEMPO.CO, New York - Memiliki nama panggilan masa kecil sebagai Donny, Donald Trump dikenal sebagai anak yang penuh warna. Ia dikenang sebagai anak yang optimistik, agresif, menyenangkan. Namun, banyak yang mengenangnya sebagai anak kecil yang sombong, suka mengumpat, dan pemain baseball handal.
Satu saat Trump yang masih bocah ditemani oleh pembantunya, tiba-tiba melompat ke gorong-gorong. Bukannya ketakutan, Trump kecil malah terus melangkah mencari jalan keluar. Sikap optimistis ini dikenang teman-teman Trump.
Berita terkait:
Jejak Donald Trump (1): Ketika Remaja Yakin Jadi Terkenal
Jejak Donald Trump (2), Dikirim ke Akademi Militer, Eh Juara
Jejak Donald Trump (3): Si Bengal Suka Pamer Wanita Cantik
Hidup dalam keluarga kelas menengah dari orangtua pengusaha properti sukses, hidup Trump tidak terkekang. Ia anak yang aktif. Saat duduk di sekolah dasar, teman sekelasnya mengenalnya sebagai anak yang atletis, menyenangkan, namun tidak pernah mau mengakui kesalahan.
Trump awalnya penggemar olahraga gulat yang kerap dipraktekkan ke temannya. Ia kemudian beralih menyukai baseball. Bahkan menjadi pemukul kidal yang handal dan sangat diandalkan. Kegemarannya pada baseball dimasukan menjadi kata-kata mutiara dalam buku tahunannya.
Sikapnya yang optimistis membuat orang-orang di sekitarnya mengenang Trump malah sebagai pribadi yang sombong. Berdasarkan pengakuan teman masa kecilnya kepada Washington Post, 16 Januari 2017, Trump alias The Trumpet alias Falt Top terlihat seperti orang dewasa jauh dari perilaku anak kecil pada umumnya. Tidak cengeng atau manja dengan kemewahan hidup.
Trump dan teman-temannya suka naik sepeda untuk menunjukkan ia menyukai kebebasan. Repotnya, Trump suka meneriakkan umpatan dan makian dengan sangat keras kepada orang-orang saat naik sepeda. Bahkan seorang tetangganya, Steve Nachtigall mengaku pernah melihat Trump melompat dari sepeda dan memukuli anak, entah apa sebabnya.
Teman-teman masa kecil Trump mengingat mimik wajah Trump ketika dimaki atau memaki: wajah Trump akan memerah, bibir tipisnya mengerucut sinis.
"Siapa yang bisa melupakan dia?" Kata Ann Trees, 82, yang mengajar di Kew-Forest School, tempat dulu Trump bersekolah. "Dia keras kepala. Dia akan duduk dengan tangan yang dilipat dengan mimik wajahnya yang khas. Saya menggunakan kata bermuka masam."
Meski hidup dalam kemewahan, Trump kecil yakin itu semua akan sirna jika berperilaku miskin. Keyakinan itulah yang dia pegang untuk terus tumbuh dalam kepercayaan diri yang kuat.
WASHINGTON POST|YON DEMA