TEMPO.CO, Manila - Pemimpin kelompok teroris Filipina yang telah berbaiat kepada kelompok teroris ISIS tewas dalam operasi gabungan polisi di Kota Kiamba, Provinsi Sarangani. Mohammad Jaafar Maguid atau Tokboy, yang tewas ditembak polisi pada Kamis dinihari, 5 Januari 2017, merupakan pemimpin kelompok Ansar al-Khilafah yang mendukung ISIS.
"Dia tewas dalam operasi gabungan yang dipimpin Badan Koordinasi Intelijen Nasional dan polisi," kata Hermogenes Espereon, penasihat Keamanan Nasional, seperti dilansir dari Straits Time.
Kepala Kepolisian Daerah Sarangani Cedrick Train menjelaskan, Maguid diserang saat hendak meninggalkan resor pantai dengan menggunakan sedan Toyota Wigo. Dia tewas di tempat, sementara tiga anak buahnya ditangkap. Polisi juga menyita barang-barangnya, termasuk dua senapan serbu AR-15 dan granat.
Maguid dilaporkan mendapatkan pelatihan dari teroris Malaysia, Zulkifli bin Hir, yang juga dikenal sebagai Marwan—yang dibunuh polisi pada Januari 2015.
Di bawah Maguid, Ansar al-Khilafah telah membangun jaringan dengan kelompok-kelompok militan di Indonesia, terutama Mujahidin Indonesia Timur, yang dipimpin Santoso—warga Indonesia yang dilatih di Filipina. Santoso tewas ditembak aparat satuan tugas Tinombala pada pertengahan Juli 2016.
Maguid adalah mantan komandan Komando Pangkalan 105 dari Front Pembebasan Islam Moro (MILF), yang sekarang mengadakan pembicaraan damai dengan pemerintah untuk membentuk otonomi muslim di kelompok pulau selatan yang dilanda perang di Mindanao. Maguid ditangkap pada 2009 atas tuduhan pembunuhan, pembakaran, dan perampokan. Dia melarikan diri dari penjara pada 2010.
Ansar al-Khilafah adalah salah satu dari segelintir kelompok ekstremis yang telah berjanji setia atau berbaiat kepada ISIS. Kelompok itu beberapa kali terdeteksi hendak melakukan serangan, termasuk pada pertemuan puncak APEC di Manila tahun 2015.
Baru-baru ini, kelompok tersebut juga memberikan dukungan untuk kelompok Maute, yang bertanggung jawab atas pengeboman sebuah pasar malam populer di Kota Davao pada September lalu. Ledakan ini menewaskan 14 orang. Rencananya, pelaku juga mengebom Kedutaan Besar Amerika Serikat di Manila.
STRAITS TIMES | CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA
Baca:
Presiden Duterte Akui Kerabat Dekatnya Gabung dengan ISIS