TEMPO.CO, Teheran - Lebih dari 1.000 tentara yang dikirim Iran untuk mendukung rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad tewas dalam konflik di negara itu sejak 2011. Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Urusan Veteran Iran pada Selasa, 22 November 2016, di Teheran.
"Sebanyak 1.000 orang mati syahid dari negara ini mempertahankan tempat suci," kata Ketua Yayasan Kesejahteraan Syahid dan Veteran Iran, Mohammad Ali Shahidi Mahalati, mengutip Al Jazeera.
Iran telah mengirimkan tentaranya ke Suriah sejak awal perang lebih dari lima tahun lalu untuk mendukung sekutunya, Presiden Bashar al-Assad, terhadap serangan kelompok-kelompok bersenjata yang berusaha menggulingkannya.
Baca:
Misteri Viagra di Kantor Presiden yang Bikin Resah Terungkap
Protes Rohingya, Malaysia Ancam Mundur dari Piala AFF
Laporan korban tewas terbaru ini meningkat tajam dari laporan serupa empat bulan lalu ketika Iran mengumumkan 400 prajuritnya tewas di medan perang Suriah.
Kebanyakan pasukan Iran yang tewas bukan berasal dari dalam negeri, melainkan berasal dari kaum Syah yang direkrut dari Afganistan dan Pakistan. Tentara Iran berkewarganegaraan Afganistan mewakili setengah jumlah korban tewas yang dilaporkan pada Agustus lalu.
Pasukan Iran dan penasihat militer yang dikirim ke Suriah disebut sebagai “pembela tempat suci” merujuk kepada tempat suci Syiah di Suriah.
Masjid Sayeda Zeinab dekat Damaskus dijadikan sebagai situs suci karena diyakini sebagai tempat pemakaman cucu Nabi Muhammad—selain beberapa tempat suci lainnya yang dihormati oleh kaum Syiah.
Perang di Suriah dimulai menyusul aksi damai kubu oposisi untuk menggulingkan Assad yang terilhami dari Arab Spring pada 2011. Sejak itu, lebih dari 400 ribu orang tewas. Lebih dari 11 juta orang mengungsi ke negara-negara di Eropa, selain ke negara tetangga, seperti Libanon, Yordania, dan Turki.
AL JAZEERA | IB TIMES | YON DEMA