Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memperkenalkan Indonesia Kontemporer Lewat Karya Riri Riza

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Riri Riza, Nicholas Saputra dan Sissy Priscilllia dalam konferensi pers Festival Film Indonesia 2016 di Utrecht, Belanda, 17 November 2016. (Foto: KBRI Den Haag)
Riri Riza, Nicholas Saputra dan Sissy Priscilllia dalam konferensi pers Festival Film Indonesia 2016 di Utrecht, Belanda, 17 November 2016. (Foto: KBRI Den Haag)
Iklan

TEMPO.CO, Utrecht - Antrean panjang tampak di  ruangan depan gedung bioskop Wolff Hoog Chatarijn di Utrecht, Belanda, Kamis malam, 17 November 2016. Beragam usia mulai anak-anak, remaja, orang dewasa, bahkan para senior. 

Sejumlah tokoh film Indonesia dengan senang hati meladeni mereka berfoto bersama. Ada Riri Riza, Nicholas Saputra dan Sissy Priscillia. Malam itu, Riri, Nico dan Sissy menemui para penggemarnya di Belanda.   Mereka mengikuti pemutaran film “Ada Apa Dengan Cinta 2”, sesi tanya jawab dengan penonton dan media gathering.

Ketiga insan perfilman Indonesia itu berada di Utrecht, Belanda, berkenaan dengan penyelenggaraan “Indonesian Film Festival 2016.” Acara yang digelar Kedutaan Republik Indonesia di Den Haag, bekerjasama dengan Rumah Budaya Indonesia, Mata Hari Media, Jakpro, Cikarang Listrindo, Blanco Coffee Yogya dan didukung oleh Miles Films pada 17 – 20 November 2016.

Menurut Azis Nurwahyudi, Minister Counsellor bidang Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Den Haag, Indonesian Film Festival digelar untuk memperkenalkan kultur sinema Indonesia beserta sejarahnya, pertumbuhannya, tantangan-tantangannya dan perkembangannya.

“Pergelaran ini merupakan yang kedua, setelah yang pertama pada musim gugur tahun lalu, yang mengangkat film-film karya Nia Dinata,” kata Azis lewat rilis yang diterima Tempo, Sabtu, 19 November 2016.

Tahun ini, Indonesian Film Festival di Belanda mengangkat tema “Contemporary Indonesia – Cinema of Riri Riza. Sejumlah karya besar Riri dipertontonkan kepada khalayak Belanda, seperti “Ada Apa Dengan Cinta 2”, “Drupadi”, “Atambua 390C” dan “Athirah”. Pergelaran di Belanda ini juga menandai 15 tahun karier Riri dalam dunia perfilman.

Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 46 tahun lalu ini lulus dari Departemen Film, Institut Kesenian Jakarta dan meraih gelar masternya di Royal Holloway University di London.

Filmnya, “Eliana Eliana” memenangkan penghargaan Young Cinema Award dan FIPRESCI pada Festival Film Internasional di Singapura pada 2002. Film ini juga memenangkan The Special Jury prize di Festival Film Internasional di Vancouver. Setelah itu, penghargaan demi penghargaan diraih Riri lewat karya-karya apik berikutnya.

Untuk festival ini, Riri telah mempersiapkan selama setahun, sehingga bisa memunculkan karya terbarunya, seperti “Athirah” yang meraih penghargaan Piala Citra 2016 sebagai film terbaik.

“Saya merasa ini merupakan kesempatan yang sangat luar biasa untuk perfilman Indonesia, dan khususnya untuk saya pribadi. Sebab, saya dilibatkan dari awal proses – dari formatnya sampai ke proses pemilihan film dan penyusunan program,” kata Riri.

“Sebagai pembuat film,” kata Riri lagi, “kegiatan ini sangat menarik untuk refleksi atas karya-karya saya. Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk promosi film Indonesia.” 

Pada malam pembukaan Indonesian Film Festival 2016, hadir sekitar 250 tamu undangan, termasuk tamu-tamu dari kalangan diplomatik, pejabat pemerintah Belanda, mitra kerja KBRI, industri film serta pers Belanda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Acara dibuka pada 18.30 oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo. Dalam sambutannya, Ibnu mengatakan bahwa, seperti Indonesia Jazz Night beberapa waktu, Indonesian Film Festival ini juga digelar untuk memperkenalkan situasi Indonesia terkini.

“Kegiatan ini untuk menunjukkan bahwa generasi sekarang di Indonesia tak hanya piawai bermain angklung atau gamelan, tapi juga pintar bermain jazz dan membuat film,” kata Ibnu.

“Lewat film-film yang diputar dalam Indonesian Film Festival ini, publik Belanda –terutama anak-anak mudanya-- bisa melihat Indonesia yang sudah memiliki wajah baru, Indonesia sekarang yang modern.”

Film-film yang diputar selama empat hari di gedung bisokop Wolff Hoog Catharijn, memberi gambaran kepada pemirsa Belanda soal masyarakat kontemporer Indonesia. Film-film itu juga merupakan jendela yang baik untuk melihat keindahan kultur dan alam Indonesia.

“Tak hanya keindahan kota Yogyakarta, yang dimunculkan dalam film Ada Apa Dengan Cinta 2,” kata Riri Riza. “Tapi, juga keindahan alam dan kultur Indonesia Timur, seperti Nusa Tenggara Timur, dalam film Atambua 39 derajat Celcius,” tambah dia.

Pembuat film Belanda, Josscy Vallazza Aartsen, memuji penyelenggaraan festival,  sebagai ajang untuk mengetahui pertumbuhan industi film Indonesia saat ini.

“Selain film-film yang diputar milik sutradara berkualitas, Utrecht juga merupakan tempat yang sangat bagus untuk penyelenggaraan acara ini,” kata Josscy  yang hadir di acara pembukaan dan menonton “Ada Apa Dengan Cinta 2”.

Selain, menjadi kota pelajar dan tempat universitas-universitas besar serta prestisus di Belanda, di Utrecht juga ada HKU School of Arts. Penyelenggaraan festival film Indonesia di kota ini diharapkan bisa menarik minat mahasiswa HKU.

“Saya berharap akan ada lebih banyak film Indonesia diputar di Belanda,” kata Josscy. “Tak hanya dalam event seperti ini, tapi juga dalam event-event lain yang lebih besar.”

Dia yakin dengan banyaknya film-film Indonesia yang berkualitas diputar di Belanda, akan menjadi kesempatan bagi sutradara-sutradara serta talenta bagus di dunia perfilman Indonesia untuk lebih dikenal di Negeri Kincir Angin itu.

“Harapan lain saya adalah adanya proyek kerjasama antara Indonesia dan diaspora Indonesia di Belanda,” kata Josscy.  

NATALIA SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

7 Mei 2023

Rumah bergaya indische di Jalan Patangpuluhan, Wirobrajan, Yogyakarta. Pada agresi militer Belanda kedua tahun 1948, Presiden Soekarno dan keluarga pernah menjadikan rumah ini sebagai tempat persembunyian. Tempo/Anang Zakaria
Kilas Balik Perjanjian Roem-Roijen 74 Tahun Pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Usai proklamasi, Indonesia juga berusaha mempertahankan kemerdekaan melalui jalur diplomatik tanpa kekerasan, salah satunya perjanjian Roem-Roijen.


Representative Office BNI Ada di Belanda

18 Mei 2022

(Ki-ka) Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Duta Besar RI untuk Belanda Mayerfas, dan Duta Besar RI untuk Belgia merangkap Luksemburg dan Uni Eropa Andri Hadi dalam Peresmian BNI Amsterdam, Selasa (17/5/2022).
Representative Office BNI Ada di Belanda

Populasi Diaspora di luar negeri merupakan ceruk bisnis yang sangat potensial dalam ekosistem bisnis Internasional BNI


Komunitas Muslim Indonesia di Belanda Bangun Masjid  

29 Maret 2017

Muslim Indonesia yang tinggal di Belanda, membangun sebuah Masjid di Jan van Gentstraat 140, Badhoevedorp, Belanda. abna24.com
Komunitas Muslim Indonesia di Belanda Bangun Masjid  

Muslim Youth Union atau PPME Al-Ikhlas membeli bangunan di Amsterdam, Belanda, yang salah satu ruangannya diubah menjadi masjid.


PM Belanda: Saya Akan Lawan Kecenderungan Anti-Islam  

26 November 2016

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, dikenal pintar, ganteng dan masih bujangan. Pria kelahiran tahun 1967 hobi bermain piano dan suka sejarah. Rutte ternyata juga penggila masakan Indonesia terutama nasi goreng.  Sean Gallup/Getty Images
PM Belanda: Saya Akan Lawan Kecenderungan Anti-Islam  

PM Mark Rutte menegaskan, sentimen anti-Islam di Eropa tidak akan mempengaruhi hubungan dengan negara-negara berpenduduk mayoritas muslim.


Bertemu PM Belanda, Jokowi Terkenang Saat Jadi Gubernur DKI

23 November 2016

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kerja Perdana Menteri Kerajaan Belanda, Mark Rutte di Istana Merdeka, Jakarta, 23 November 2016.  pertemuan bilateral untuk membahas sejumlah agenda kerja sama RI-Belanda di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, infrastruktur, lingkungan dan kemaritiman, serta pengelolaan air. TEMPO/Subekti.
Bertemu PM Belanda, Jokowi Terkenang Saat Jadi Gubernur DKI

Presiden Joko Widodo pernah bertemu Mark Rutte saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.


EKSKLUSIF, PM Belanda Mark Rutte Tolak Referendum Ala Brexit

4 November 2016

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte bersama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berkunjung ke kawasan Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara, (21/11). Joko Widodo menjelaskan soal rencana normalisasi dan penataan kembali Waduk Pluit yang memiliki luas sekitar 60 ha tersebut. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
EKSKLUSIF, PM Belanda Mark Rutte Tolak Referendum Ala Brexit

Perdana Menteri Kerajaan Belanda Mark Rutte mengatakan ia menentang referendum seperti Brexit di Inggris.


Tingkatkan Perdagangan-Investasi, PM Belanda Kunjungi RI  

16 Oktober 2016

Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi bersama Menlu Belanda, Bert Koenders di sela-sela Pertemuan ASEAN-EU ke-21 di Bangkok, Thailand, 14 Oktober 2016. (Foto: KBRI Bangkok)
Tingkatkan Perdagangan-Investasi, PM Belanda Kunjungi RI  

Persiapan lawatan PM Mark Rutte dibahas dalam pertemuan kedua Menlu di Bangkok, Thailand.


Jazz Indonesia Pukau Publik Belanda  

16 Oktober 2016

Penampilan Dwiki Dharmawan dan Dewa Budjana dalam Indonesia Jazz Night 2016 di Koninklijk Conservatorium, Den Haag, Belanda, 13-14 Oktober 2016. (Foto: KBRI Den Haag).
Jazz Indonesia Pukau Publik Belanda  

Dwiki Dharmawan dan kawan-kawan meriahkan Indonesia Jazz Night 2016 di Den Haag, Belanda.


90 Pengusaha Belanda Hadiri Seminar Rediscover Indonesia

24 September 2016

Duta Besar RI untuk Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja (kiri) menjamu wartawan-wartawan Belanda di KBRI Denhaag, 16 Maret 2016. KBRI Den Haag
90 Pengusaha Belanda Hadiri Seminar Rediscover Indonesia

PM Belanda akan berkunjung ke Indonesia pada November 2016.


Batik Papua Memukau Publik Belanda

9 September 2016

Batik Papua dalam
Batik Papua Memukau Publik Belanda

Busana yang ditampilkan adalah koleksi dari Batik Mamayoo Private Collection dari Papua.