TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah serangan bom mobil bunuh diri terjadi di Konsulat Jerman di Mazar-i-Sharif, Afganistan, Jumat, 11 November 2016. Serangan di bagian utara Afganistan itu menewaskan empat orang dan melukai 120 orang lainnya.
Serangan ini diklaim dilakukan kelompok militan Taliban. Taliban menyebut teror itu sebagai balas dendam atas serangan udara Amerika Serikat ke Kunduz bulan ini, yang menyebabkan 32 warga sipil tewas.
"Pengebom bunuh diri mengarahkan mobil penuh bahan peledak ke arah tembok Konsulat Jerman di kota," demikian pernyataan kepolisian Mazar-i-Sharif seperti dikutip dari Al Jazeera.
Baca:
Demo 'Not My President', Donald Trump: Sangat Tidak Adil!
Pendukung Invasi AS ke Irak Dijagokan Masuk Kabinet Trump
"Ledakannya sangat kencang dan kuat, memecahkan kaca, dan banyak warga terluka di dalam rumah mereka," kata Abdul Raziq Qaderi, Kepala Keamanan Provinsi Balkh, di mana Mazar-i-Sharif berlokasi.
Seorang juru bicara militer Jerman mengatakan suara tembakan juga terdengar dari luar konsulat. Di sana adalah lokasi pasukan NATO berada. Hingga saat ini, masih belum diketahui jumlah pasti penyerang.
Seorang juru bicara Taliban mengatakan pertempuran terjadi di dalam gedung. Namun sumber dari pemerintah setempat tidak mengkonfirmasi hal tersebut.
Jerman hanya memiliki 938 prajurit yang ditempatkan di Afganistan. Kebanyakan dari mereka berada di Balkh, yang merupakan bagian dari misi NATO.
AL JAZEERA | EGI ADYATAMA