TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Max Spiers di Warsawa, Polandia, masih menyisakan misteri. Warga negara Inggris 39 tahun itu adalah sosok yang dikenal sebagai penganut teori konspirasi terkait dengan alien dan UFO, makhluk luar angkasa.
Sebelum ditemukan tewas di sofa pada Juli 2016, dia mengirim pesan teks yang aneh kepada ibunya, Vanessa Bates. "Anakmu dalam kesulitan. Jika sesuatu terjadi padaku, tolong selidiki."
Baca Juga:
Polisi Warsawa menyebutkan dia meninggal karena sebab alamiah, meskipun tidak pernah divisum. Dia berada di Polandia setelah diundang sebagai narasumber sebuah seminar bertemakan makhluk asing di luar angkasa.
Vanessa, 63 tahun, percaya bahwa penyelidikan diam-diam terhadap dunia pertahanan dan dunia hiburan yang ditutup-tutupi pemerintah mungkin membuat musuhnya menginginkan anaknya mati. "Saya pikir Max telah menggali di beberapa tempat gelap dan aku takut seseorang ingin dia mati," katanya. "Kondisi kesehatannya sebelum ini normal, tampaknya kematian di sofa sangat tidak wajar."
Teman wanitanya mengungkapkan bahwa Max memuntahkan cairan hitam sebelum meninggal dunia.
Max, ayah dua anak, dikenal sebagai supersoldier oleh para pengikutnya. Dia juga penganut teori konspirasi serta masyarakat supranatural. Dia disebut-sebut tengah mengekspos hal yang berbahaya di pemerintahan dan dunia hiburan.
Dia tinggal di Amerika selama beberapa tahun, tapi kembali ke kota untuk tinggal dengan ibunya, sebelum terbang ke Polandia menghadiri seminar. Kematiannya membuat sedih pengikut serta teman-temannya yang kemudian mencurigai bahwa dia sengaja dibunuh.
Dalam sebuah situs, Project Camelot, seorang blogger menulis: "Seluruh keadaan yang mencurigakan dan saya mendorong semua orang untuk mendorong memberikan rincian tentang apa yang sebenarnya terjadi dan memintanya untuk diotopsi." Craig Hewlett, blogger itu, menambahkan: "Orang yang sehat tidak mungkin langsung mati. Dia diracun."
Jenazah Max diterbangkan ke rumahnya seminggu setelah kematiannya dan langsung divisum atau diotopsi di Kent. Namun hasil visum belum keluar dan akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Dia tidak menderita luka fisik, tapi ia bisa saja diracun, masih menunggu hasil tes toksikologi," ujar Vanessa.
Adapun Pengadilan North East Kent menyatakan tidak bisa mengomentari kasus ini sebelum hasil visum diumumkan.
DAILY MAIL | GUARDIAN | YON DEMA