TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian di Thane, India bagian barat, menangkap lebih dari 750 orang yang diduga menipu warga Amerika Serikat menggunakan call center palsu. Petugas mengatakan para pelaku memperoleh daftar warga Amerika yang mangkir pajak. Kemudian, mereka menggunakannya untuk mengancam korban.
Pelaku diduga bisa menjaring korban senilai lebih dari US$150 ribu dalam sehari. Kasus tersebut jadi penipuan terbesar yang pernah ada di India. Salah seorang pejabat polisi Thane mengatakan mereka menghubungi Federal Bureau of Investigation (FBI) untuk meminta bantuan.
Setelah penangkapan, sekitar 70 orang telah ditahan secara resmi. Beberapa orang yang diduga terlibat masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut. Sembilan orang yang terlibat dalam penipuan sudah bisa diidentifikasi.
Dalam melakukan kejahatannya, penipu tersebut berpura-pura menjadi anggota Internal Revenue Service (IRS) atau Dinas Pajak Amerika. Mereka mengatakan korban menunggak pajak.
Dalam beberapa kasus lain, kata polisi, korban ditipu untuk membeli voucher hadiah dari perusahaan yang berbeda. Korban juga dipaksa mengungkapkan nomor voucher ID. Kemudian mereka membuat pembelian dengan nomor voucher.
Polisi mengatakan mereka yang terlibat dalam penipuan di ujung India tersebut memperoleh 70 persen dari pendapatan, sedangkan 30 persen diberikan kepada kolaborator mereka di Amerika. Komisaris polisi dari Thane, Paramvir Singh, menyita 851 hard disk, server canggih, dan peralatan elektronik lain.
Singh mengatakan penangkapan dilakukan hingga Rabu pagi, 5 Oktober 2016. Penangkapan melibatkan lebih dari 200 polisi dengan menggerebek bangunan di tiga lokasi di kota. Inspektur polisi Thane, Mahesh Patil, mengatakan penyelidikan bisa membuka kasus dari negara-negara lain juga.
BBC.COM | LARISSA HUDA