TEMPO.CO, Washington- Amerika Serikat membatalkan pembahasan kesepakatan perlucutan senjata di Suriah dengan Rusia. Pembatalan itu disampaikan pada hari Senin, 3 Oktober 2019.
AS menuding Moskow tidak memenuhi komitmennya yang telah disepakati pada tanggal 9 September 2016 untuk menghentikan pertempuran dan memastikan bantuan kemanusiaan diterima masyarakat yang terkurung oleh perang sipil di Suriah.
Baca: Suriah Semakin Panas, Rusia Bersiap Hadapi Perang Nuklir
Pembatalan pembahasan perlucutan senjata antara AS dan Rusia yang terlibat perang di Suriah membuat harapan semakin redup untuk menghadirkan solusi diplomasi dalam waktu dekat.
Perang antara pasukan presiden Bashar al-Assad yang didukung Rusia melawan para pemberontak yang didukung As telah berlangsung selama lima tahun enam bulan. Ratusan ribu orang telah tewas dan 11 juta orang hidup dalam pengungsian.
Baca: Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper
"AS membatalkan keterlibatannya dengan Rusia yang dilakukan untuk menghentikan permusuhan," kata John Kirby, Juru bicara Departemen Luar Negeri, seperti dikutip dari Reuters, 3 Oktober 2016.
Pertemuan terakhir Menteri Luar Negeri AS John Kerry dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membahas Suriah terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2016. Menurut pejabat senior Departemen Luar Negeri AS, Kerry sempat mengancam meninggalkan ruang rapat.
Baca: Perempuan Irak 'Sadis' yang Paling Dicari dan Ditakuti ISIS
Di Moskow, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova kepada wartawan mengatakan AS berusaha menyalahkan Rusia yang berusaha mempertahankan kesepakatan itu.
Sementara pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad yang didukung milisi Iran dan angkatan udara Rusia melanjutkan serangan melawan para pemberontak di Aleppo, kota terbesar di Suriah, meledakkan rumah sakit dan merusak suplai air.
Di kota Hasaka, bom meledak di acara pernikahan warga Kurdi yang menewaskan sedikitnya 20 orang.
REUTERS | MARIA RITA