TEMPO.CO, Jakarta -- Pentagon bakal menggelar patroli lebih banyak di laut Cina selatan untuk meningkatkan pengaruh militernya di kawasan ini menyusul naiknya ketegangan hubungan Amerika Serikat dengan Cina.
Penambahan patroli rutin ini belum pernah terjadi sebelumnya pada masa sepuluh tahun pemerintahan Presiden Barack Obama.
Baca: Diancam Cina, Vietnam Batalkan Pengeboran di Laut Cina Selatan
Saat itu, sejumlah rencana patroli laut AS justru dibatalkan atau ditunda karena pertimbangan politis.
Para pejabat AS bahwa US Pacific Command bakal menggelar operasi navigasi bebas (freedom of navigation operation) sebanyak dua hingga tiga kali sebulan.
Baca: Cina Buka Bioskop Pertama di Wilayah Konflik Laut Cina Selatan
Ini dilakukan untuk melawan klaim Cina yang mengklaim wilayah laut dan kepulauan di Cina selatan.
Sejak Presiden Donald Trump dilantik, Angkatan Laut AS telah menggelar tiga kali patroli. Sebagai perbandingan, pemerintahan Obama hanya menggelar empat kali patroli selama sepuluh tahun pemerintahannya.
Ini membuat pemerintah Cina mengkritik pemerintah AS telah melakukan militerisasi kawasan laut Cina selatan dengan menambah patroli laut ini. Penambahan jadwal patroli ini ditujukan untuk meningkatkan konsistensi keberadaan AS di kawasan ini.
Mengutip Wall Street Journal, Washington Examiner menambahkan patroli ini juga sesuai dengan gaya manajemen Trump yang membolehkan para komandan untuk membuat perencanaan militer tertentu.
Pengumuman ini berbarengan dengan upaya AS untuk mendesak Cina agar menekan pemerintah Korea Utara, yang mengembangkan senjata nuklir dan program misil.
Trump telah berulang kali meminta pemerintah Cina untuk menekan pemerintah Korut agar tidak mengembangkan senjata pemusnah massal dan menggunakannya untuk mengancam AS dan sekutunya di kawasan itu.
WASHINGTON EXAMINER