TEMPO.CO, Bogota - Kelompok pemberontak FARC menggelar kongres pertama mereka sejak berdamai dengan pemerintah Kolombia pada November lalu.
Pada Ahad lalu, sebanyak 1.200 anggota Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia atau FARC menggelar kongres pertamanya sejak perlucutan senjata bersejarah di negara tersebut. Pertemuan itu akan berlangsung selama 6 hari di Bogota.
Dan pada akhir kongres yang dijadwalkan pada Jumat, 1 September 2017, para delegasi akan memilih nama baru untuk FARC dan akan menjadi partai politik yang nantinya akan berpartisipasi dalam pemilihan umum tahun depan.
Baca: 50 Tahun Memberontak, FARC-Pemerintah Kolombia Berdamai
"Pada acara ini, kami akan mengubah FARC menjadi organisasi politik baru dan eksklusif," kata pemimpinnya, Rodrigo Londono atau yang dikenal sebagai Timochenko, seperti dilansir Press TV, Senin 28 Agustus 2017.
Timochenko mengatakan bahwa kelompok tersebut akan mendukung "sebuah rezim politik demokratis yang menjamin perdamaian dan keadilan sosial, menghormati hak asasi manusia dan menjamin pembangunan ekonomi bagi kita semua yang tinggal di Kolombia."
Selain itu, perwakilan juga akan memilih nama-nama calon yang akan diangkat untuk mengikuti pemilihan umum pada 2018.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan tersebut, partai baru tersebut diperkirakan akan memiliki beberapa jaminan di Kongres dalam pemilihan pertama yang mereka ikuti.
Di bawah kesepakatan damai, partai politik baru tersebut akan memiliki lima kursi di kedua parlemen, terlepas dari berapa banyak suara yang diperoleh dalam pemilihan umum.
Baca: Pemberontak Kolombia, FARC, Serahkan Asetnya untuk Korban
Kelompok pemberontak terbesar di Kolombia itu telah menandatangani sebuah kesepakatan damai dengan pemerintah pada bulan November, setelah empat tahun perundingan total diadakan di Kuba.
Mereka sepakat untuk menyerahkan senjata dan bergabung dalam proses politik yang sah setelah lebih dari lima dekade terlibat dalam konflik berdarah.
PBB telah menerima 7.132 senjata dari 7.000 pemberontak FARC di 26 titik di seluruh negeri. Berdasarkan kesepakatan tersebut, semua senjata FARC harus dimusnahkan. Presiden Kolombia Juan Manuel Santos pun memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian untuk usahanya tersebut.
PRESS TV | ABC ONLINE | REUTERS | YON DEMA