Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dewan Keamanan PBB Gelar Sidang Darurat Bahas Konflik Al Aqsa

image-gnews
Sejumlah warga Palestina melakukan salat yang merupakan aksi protes dipasangnya detektor logam di pintu  masuk masjid Al Aqsa, Yerusalem, 16 Juli 2017. Setelah insiden penembakan, polisi Israel menutup masjid dan mencegah jamaah Muslim untuk shalat Jumat untuk pertama kali sejak 1967. REUTERS/Ammar Awad
Sejumlah warga Palestina melakukan salat yang merupakan aksi protes dipasangnya detektor logam di pintu masuk masjid Al Aqsa, Yerusalem, 16 Juli 2017. Setelah insiden penembakan, polisi Israel menutup masjid dan mencegah jamaah Muslim untuk shalat Jumat untuk pertama kali sejak 1967. REUTERS/Ammar Awad
Iklan

TEMPO.CO, New York—Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan bertemu pada Senin 24 Juli 2017 untuk membahas serentetan kekerasan Israel-Palestina terutama di kompleks Masjid Al Aqsa sepekan terakhir.

Seperti dilansir Reuters, Ahad 23 Juli 2017, Swedia, Mesir dan Prancis meminta pertemuan tersebut untuk "segera membahas bagaimana seruan untuk de-eskalasi di Yerusalem dapat didukung," kata wakil duta besar PBB Swedia, Carl Skau, melalui akun Twitter.

Israel mengirim pasukan tambahan ke Tepi Barat yang diduduki pada Sabtu dan menggerebek rumah penyerang Palestina yang menikam tiga orang Israel pada Jumat, kata militer.

Beberapa jam sebelum tiga orang Israel ditikam, tiga orang Palestina tewas dalam aksi kekerasan yang dipicu oleh pemasangan detektor logam Israel di tempat-tempat masuk ke kompleks tempat suci di Kota Tua Jerusalem.

Baca: Begini Kronologi Kekerasan Selama Sepekan di Masjid Al Aqsa

Kawasan tersebut dikenal umat Muslim sebagai al-Haram asy-Syarif dan oleh kaum Yahudi sebagai Bukit Rumah Suci.

Di Yerusalem pada Sabtu, polisi Israel mengatakan bahwa mereka menggunakan peralatan anti huru hara untuk membubarkan belasan orang Palestina yang melemparkan batu dan botol ke mereka. Tayangan televisi menunjukkan polisi melemparkan granat setrum dan menggunakan meriam air untuk membubarkan kerumunan.

Polisi Israel mengatakan bahwa satuan tambahan telah dikerahkan untuk meningkatkan keamanan di Kota Tua, sementara akses umat Muslim menuju tempat suci itu, untuk melaksanakan sholat, akan dibatasi hanya untuk wanita dari segala umur dan laki-laki di atas 50 tahun.

Alat penghalang ditempatkan pada akses jalan menuju Yerusalem, untuk menghentikan bus yang membawa umat Muslim ke lokasi tersebut. Aparat Israel juga dilaporkan memasang kamera pengawas canggih di kompleks Al Aqsa.

Ketegangan seringkali meningkat di sekitar kawasan tersebut, yang di dalamnya berdiri Masjid al Aqsa dan Kubah Batu Emas. Gesekan terjadi sejak Israel merebut dan mencaplok Kota Tua, termasuk kawasan suci itu, dalam perang Timur Tengah 1967.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya ada seruan kepada Netanyahu agar alat pelacak logam itu dibongkar, untuk meredakan situasi.

Presiden Turki, Tayyip Erdogan, setelah membahas masalah ini dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menyerukan kepada Presiden Israel Reuven Rivlin untuk mendesak pembongkaran tersebut.

Nickolay Mladenov, koordinator khusus Perserikatan Bangsa Bangsa untuk perundingan damai Israel-Palestina, yang telah lama terhenti, mengimbau agar semua pihak tetap tenang, dan Gedung Putih mendesak adanya sebuah upaya pemecahan masalah. Yordania, yang mengelola tempat suci itu, juga terlibat dalam upaya mediasi.

Gelombang serangan jalanan oleh warga Palestina yang dimulai pada 2015 telah berkurang, Namun belum berhenti. Sedikitnya 255 warga Palestina dan satu warga Jordania tewas sejak kekerasan dimulai.

Israel mengatakan bahwa setidaknya 173 dari mereka yang tewas, merupakan pelaku tindakan penyerangan, sementara lainnya tewas dalam bentrokan dan unjuk rasa.

Israel merebut wilayah Jerusalem Timur, tempat Kota Tua dan kawasan suci berada, setelah perang Timur Tengah 1967 dan menganggap seluruh Jerusalem sebagai ibukotanya, sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.

Warga Palestina menginginkan Jerusalem Timur sebagai ibukota negara mereka, sebuah negara merdeka yang wilayahnya mencakup Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Israel menuduh pemimpin Palestina menghasut warganya untuk melakukan kekerasan terutama berkaitan dengan Masjid Al Aqsa, namun pihak berwenang Palestina mengatakan bahwa keputusasaan warga Palestina selama pendudukan Israel adalah pendorong utama kekerasan terjadi.

REUTERS | SITA PLANASARI AQUADINI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

7 jam lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan di Turki, 1 Mei 2024. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel


Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

10 jam lalu

Menlu RI, Retno LP Marsudi memaparkan hasil pertemuan Sidang Dewan Menteri Luar Negeri Negara-negara OKI pada pembukaan KTT Luar Biasa ke-5 OKI di JCC, Senayan, Jakarta, 7 Maret 2016. TEMPO/Subekti
Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.


Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

14 jam lalu

Seorang demonstran memimpin nyanyian di perkemahan protes untuk mendukung warga Palestina, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Universitas Washington di Seattle, Washington, AS 29 April 2024. REUTERS/David Ryder
Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.


AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

Sekretaris Pers Gedung Putih AS Karine Jean-Pierre mengadakan jumpa pers harian di Gedung Putih di Washington, AS 24 Juli 2023. REUTERS/Jonathan Ernst
AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Jaksa Karim Khan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). REUTERS
Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)


Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

1 hari lalu

Mahasiswa Universitas Indonesia melakukan aksi simbolik UI Palestine Solidarity Camp di Lapangan Rotunda, Kampus Depok, Jumat, 3 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.


Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Direktur CIA William Burns berbicara selama sidang Komite Intelijen DPR AS tentang ancaman di seluruh dunia, di Washington, D.C., AS, 15 April 2021. [Tasos Katopodis/Pool via REUTERS]
Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.