TEMPO.CO, Washington- Sembilan orang pengunjuk rasa terluka dalam bentrokan dengan pengawal Presiden Recep Tayyip Erdogan di luar kediaman duta besar Turki di Washington DC, ibu kota Amerika Serikat.
Menurut saksi mata, bentrokan pecah saat pengawal keamanan presiden Erdogani menyerang demonstran yang membawa bendera partai politik Kurdi, Partai Demokrat di luar kediaman duta besar Turki.
Massa pengunjuk rasa mencoba menyampaikan aspirasinya kepada Erdogan yang tengah berada di Amerika Serikat untuk kunjungan kenegaraan.
Setelah beberapa saat berorasi, tiba-tiba sekumpulan pria berbadan kekar yang menggunakan setelan jas datang dan langsung melayangkan pukulan kepada para demonstran. Aksi saling pukul tidak terhindarkan meski petugas penegak hukum Amerika Serikat berusaha melerainya.
Bentrokanyang berlangsung pada Selasa sore, 16 Mei 2017, terus berlanjut dengan beberapa pemrotes, termasuk wanita, terjatuh ke tanah sebelum ditendang dan dipukul. Meski terluka, para demonstran tetap melanjutkan aksinya.
Flint Arthur, salah satu dari demonstran mengatakan bahwa alasan aksi adalah untuk melayangkan protes terhadap kebijakan Erdogan.
"Mereka pikir dapat melakukan tekanan yang sama terhadap demonstrasi seperti di Turki. Mereka menghentikan kami selama beberapa menit ... tapi kami tetap bertahan dan terus memprotes rezim tirani Erdogan," katanya, seperti yang dilansir Telegraph pada 17 Mei 2017.
Doug Buchanan, juru bicara Unit Pemadaman Kebakaran Washington, mengatakan bahwa dua dari mereka yang cedera, menderita luka yang cukup serius dan harus dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans.
Erdogan dilaporkan berada di dalam gedung kedutaan Turki di Washington DC saat bentrokan itu terjadi. Selain sembilan yang terluka, dua orang demonstran diamankan polisi Amerika Serikat.
TELEGRAPH|CNN|YON DEMA