TEMPO.CO, Seoul—Media Korea Selatan mengkritik keras pemerintah karena salah mengidentifikasi sisa jasad yang ditemukan, setelah mengangkat bangkai kapal feri Sewol yang tenggelam tiga tahun silam.
Seperti dilansir The Straits Times, Rabu 29 Maret 2017, pemerintah semula menyebut sisa jasad yang ditemukan adalah manusia.
Baca: Korea Selatan Tangkap Pemilik Kapal Sewol
Tetapi setelah diteliti lebih lanjut, mereka mengkoreksi pengumuman tersebut dan menyebut sisa jasad itu berasal dari binatang.
Harian-harian di Negeri Gingseng itu sontak mengecam pemerintah. Mereka menyebutkan Kementerian Maritim Korsel sangat ceroboh memberikan pengumuman.
Sebagian besar dari mereka menyebutkan: "Keluarga dari korban yang hilang dalam kecelakaan masih berada dalam kepedihan mendalam dan mereka (Kementerian Maritim) tetap ceroboh".
Pengumuman ini sempat memberikan harapan bagi keluarga korban karena ada sembilan dari 304 penumpang yang tewas dalam kejadian 2014 lalu, hingga saat ini belum ditemukan.
Insiden ini merupakan kecekalaan laut terparah dalam sejarah Korea Selatan.
Pekan lalu, bangkai kapal feri Sewol berhasil diangkat. Pengangkatan bangkai kapal ini memenuhi harapan keluarga dari penumpang yang masih hilang.
Baca: 70 Siswa Korban Feri Sewol Kembali ke Sekolah
Menteri Maritim pun membuka harapan pada Selasa 28 Maret dengan mengatakan tim pencari menemukan sisa jenazah manusia. Sisa jenazah itu disebut diyakini sebagai salah satu dari penumpang yang belum ditemukan hingga saat ini.
Namun lima jam kemudian, pernyataan itu dicabut dan menyebutkan yang ditemukan bukanlah berasal dari manusia. Tim forensik seperti dikutip kantor berita Korea Selatan, Yonhap, menyebutkan yang ditemukan adalah kaki babi.
Media Hankook Ilbo menyebut pengumuman itu sebagai pukulan berat terhadap keluarga korban.
"Keluarga dari penumpang yang hilang sudah menjalani hal yang menyedihkan. Pemerintah bertindak ceroboh dengan mengumumkan suatu hal penting tanpa ada pemeriksaan fakta," tulis Hankook Ilbo.
"Tulang binatang dan manusia sangat mudah dikenali lewat mata telanjang," tutur media Dong-A Ilbo."Kementerian Maritim bertindak ceroboh, sekali lagi.”
Pihak keluarga yang sudah berada dekat pelabuhan di mana kecelakaan itu terjadi, tidak bisa berkata-kata. Keluarga hanya bisa kembali ke tempat penginapan dalam diam.
Sementara pihak kementerian menyebutkan bahwa tulang itu tidak bisa dilihat secara jelas. Mereka mengaku tidak mengira bahwa tulang ini berasal dari tulang.
Kecelakaan kapal feri Sewol tenggelam saat menuju pulau wisata, Jeju. Korban tewas dalam kecelakaan ini sebagian besar adalah siswa sekolah sekolah menengah yang akan melakukan karya wisata.
Berdasarkan penyelidikan, kecelakaan ini disebabkan kargo yang berlebihan. Selain itu, awak kapal yang tidak berpengalaman serta komunikasi antara kapal dengan pihak pelabuhan juga diduga turut memicu kecelakaan.
THE STRAITS TIMES | AFP | SITA PLANASARI AQUADINI