`TEMPO.CO, Leadwood – Jasad pemimpin kelompok ekstremis kulit putih Amerika Serikat Ku Klux Klan ditemukan mengambang di sungai beberapa hari setelah dilaporkan hilang.
Sherif Washington County, Zach Jacobsen, mengatakan kepada Park Hills Daily Journal bahwa jasad Frank Ancona, 51 tahun, ditemukan di Sungai Big oleh satu keluarga yang sedang memancing di wilayah itu.
Baca: Unjuk Rasa Anti-Trump Terbesar Digelar di Meksiko
Ancona, pemimpin kelompok Ku Klux Klan di Negara Bagian Missouri, dilaporkan hilang sejak Rabu pekan lalu.
Mobil pria asal Kota Leadwood ini ditemukan pada Jumat malam di dekat hutan nasional oleh seorang petugas Kementerian Kehutanan.
Autopsi terhadap jenazah korban diharapkan dapat membuka misteri kematiannya karena sejumlah kesimpangsiuran terjadi seputar menghilangnya Ancona.
Menurut kepolisian Leadwood, korban terakhir dilihat istrinya, Malissa, saat hendak bekerja pada Rabu, 8 Februari 2017, pukul 08.30 waktu setempat.
“Istri Ancona mengatakan suaminya mendapat telepon untuk mengantar bagian kendaraan. Namun bos Ancona, yang melaporkan pegawainya menghilang, mengatakan ia tidak memberikan perintah tersebut,” kata Kepala Kepolisian Leadwood William Dickey.
Polisi juga menyebut Ancona mengepak pakaian serta senjata api dan berniat menceraikan istrinya sepulang dinas.
Namun, kepada The Washington Post, Malissa Ancona membantah laporan itu. Menurut dia, sang suami baru berangkat bekerja pada Rabu, pukul 15.30, dan kembali pada Kamis dinihari, sekitar pukul 02.30. Malissa mengaku melihat suaminya untuk terakhir kali saat ia sedang tidur.
“Saya tidak ingin bercerai dari dia,” kata Malissa, yang menikahi Ancona pada 2010.
Seperti dikutip harian St. Louis Post-Dispatch, Ancona pernah muncul dalam foto di laman Traditionalist American Knights of the Ku Klux Klan, website tentang kelompok ekstremis kulit putih Amerika Serikat.
Dalam foto itu, Ancona mengenakan jubah putih bertudung dan berdiri di depan salib yang terbakar, ciri khas kelompok KKK.
“Media menulis KKK telah mati dan tidak relevan. Mereka menulis KKK sebagai kelompok kebencian. Media berperan dalam kampanye untuk menghancurkan ras, budaya, dan warisan kita,” tulis Ancona dalam laman Traditionalist American Knights.
Southern Poverty Law Center memasukkan kelompok ini dalam pendukung kebencian.
Pada 2014, kelompok ini menyebar pamflet ancaman kepada pengunjuk rasa yang memprotes kematian remaja kulit hitam, Michael Brown, oleh polisi kulit putih, Darren Wilson, di Kota St. Louis.
“Untuk teroris yang berdalih unjuk rasa damai. Kalian membangunkan raksasa tidur. Kami akan menggunakan kekerasan seperti yang dilindungi UU Missouri. Kalian telah diperingatkan oleh Ku Klux Klan!”
THE WASHINGTON POST | CBS NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI