TEMPO.CO, Washington - Presiden Donald Trump baru menduduki jabatannya selama dua pekan, tapi mayoritas warga Amerika Serikat sudah menginginkan Barack Obama kembali menjadi pemimpin mereka.
Seperti dilansir The Independent, Jumat, 3 Februari 2017, keinginan ini ditunjukkan dalam jajak pendapat terbaru yang dirilis Public Policy Polling.
Baca: Arnold Schwarzenegger Ajak Donald Trump Tukar Pekerjaan
Sebanyak 52 persen responden dari total 725 orang yang ditanyai pada 30 dan 31 Januari lalu berharap Obama kembali memimpin Amerika.
Sementara 43 persen responden sisanya mengaku dapat menerima kepemimpinan Donald Trump, 70 tahun.
“Biasanya presiden terpilih berada di puncak popularitas beberapa saat setelah menjabat,” kata Dean Debnam, Kepala Public Policy Polling, seperti dikutip IB Times.
"Namun Donald Trump menjadi pengecualian.”
Jumlah responden yang menginginkan Trump dimakzulkan bahkan mencapai 40 persen. Jumlah ini meningkat dibanding pekan lalu, yang hanya berjumlah 30 persen responden.
Lebih dari setengah juta warga Amerika telah meneken petisi online yang dibuat kelompok Impeach Trump Now (Makzulkan Trump Sekarang).
Petisi ini dibuat dengan alasan Trump belum melepaskan kendali bisnis propertinya meski telah menjadi orang nomor satu di Amerika.
Meski memenangkan electoral college, taipan properti asal New York itu kalah tiga juta suara dari rivalnya, Hillary Clinton.
Suami Melania Trump ini juga menjadi presiden dengan popularitas terendah dalam sejarah Amerika Serikat.
Sejumlah kebijakan kontroversial yang ia buat pada hari-hari awal sebagai presiden, menjadi pemicu terus turunnya kepercayaan rakyat Amerika Serikat.
Berdasarkan survei ini, hanya 26 persen responden yang menyetujui kebijakan imigran Trump. Pada Jumat pekan lalu, Trump melarang semua warga dari tujuh negara mayoritas muslim memasuki Amerika selama 90 hari.
Sebanyak 54 persen responden juga menolak rencana pembangunan tembok di perbatasan antara Amerika Serikat dan Meksiko.
Tembok yang rencananya akan dibangun dengan biaya hingga US$ 14 miliar itu bakal dibebankan kepada rakyat Amerika karena Presiden Meksiko Pena Nieto menolak turut membayar.
Jajak pendapat yang dirilis Gallup pekan ini juga menunjukkan 47 persen responden menilai Trump terlalu cepat membuat kebijakan penting yang akan mempengaruhi negara.
"Persepsi ini muncul karena Trump telah membuat banyak dekrit meski baru 10 hari berkuasa,” demikian kata Gallup berdasarkan survei yang dilakukan pada 30-31 Januari lalu.
THE INDEPENDENT | IB TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI