Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Imlek, Beijing Larang Kembang Api Demi Langit Biru  

image-gnews
Penari tradisional melakukan atraksi saat pembukaan pameran kuil untuk perayaan Tahun Baru Imlek di Ditan Park, juga dikenal sebagai Temple of Earth, di Beijing (30/1).  REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Penari tradisional melakukan atraksi saat pembukaan pameran kuil untuk perayaan Tahun Baru Imlek di Ditan Park, juga dikenal sebagai Temple of Earth, di Beijing (30/1). REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Iklan

TEMPO.COBeijing - Para pejabat di ibu kota Cina, Beijing, meminta warga menahan diri untuk memasang kembang api pada perayaan tahun baru Imlek. Hal ini dilakukan di tengah kekhawatiran akan polusi asap di sana.

Pemerintah Beijing mengeluarkan imbauan resmi dalam akun microblogging Weibo pada Kamis malam dan Jumat sore untuk meminta warga, pejabat kota, perusahaan, dan sekolah menjaga agar tahun baru tetap hijau dan melindungi lingkungan.

Tradisi memasang kembang api dan petasan pada tahun baru Cina dianggap bertanda baik dan merupakan bagian penting dari perayaan Imlek. Festival musim semi ini dimulai pada hari Sabtu dan merupakan masa liburan terbesar di Cina.

Baca: Tak Hanya Hadir Saat Imlek, Barongsai Juga Datangkan Berkah 

Pemerintah Beijing menyatakan kembang api dan petasan tak hanya menyebabkan pencemaran lingkungan, tapi juga dapat menyebabkan kebakaran dan kecelakaan. "Mari kita tidak atau lebih sedikit memasang kembang api dan petasan, yang memungkinkan Beijing memiliki langit biru, udara segar, dan lingkungan yang lebih indah," demikian pernyataan pemerintah.

Desakan tidak memasang petasan dan kembang api di Beijing ini muncul setelah Provinsi Henan melarang pemasangan kembang api di seluruh wilayahnya. Pihak berwenang ditekan untuk menghentikan pencemaran berat yang menyelimuti Beijing dan daerah lain di Cina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah hanya mengizinkan 511 kios kembang api pada tahun ini. Angka ini menurun dari tahun lalu, yaitu 719 kios kembang api. Menurut media setempat, ini berakibat pada penurunan penjualan kembang api.

Baca Juga: Peminat Barongsai Terus Bertambah Tiap Tahun 

Surat kabar Beijing, Wanbao, melaporkan hasil survei pemerintah yang menyatakan, dari seribu warga Beijing, lebih dari 80 persen tidak tertarik menyalakan kembang api. Alasan paling umum yang dikemukakan adalah mereka tidak ingin mencemari lingkungan. Pejabat di Provinsi Henan mengatakan pada awal bulan ini bahwa pemerintah akan melarang semua penggunaan kembang api dan petasan karena polusi udara yang parah. 

Asap, kejadian tahunan di Cina memang sebagian besar bergantung pada panas dari tenaga batu bara, sangat intens menyelimuti musim dingin ini. Kejadian ini memicu keprihatinan mendalam. Pemerintah pusat telah bergerak untuk mematikan atau menghukum pabrik berat-polusi dan bergerak menuju penggunaan gas alam yang lebih besar.

BBC | DIKO OKTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

9 jam lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.


Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

18 jam lalu

Taman Merlion, Singapura. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.


Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

21 jam lalu

Booth BYD di PEVS 2024. (Foto: Gooto/Dimas Prassetyo)
Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.


Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

22 jam lalu

Jalan tol runtuh pada Rabu dini hari di Guangdong, Cina. Wang Ruiping/Xinhua
Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang


Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

23 jam lalu

Chen Qing Chen. Doc. BWF.
Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.


Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Sebuah kapal berbendera Filipina (tengah) dihadang oleh kapal Penjaga Pantai Cina (kanan)dalam insiden yang mengakibatkan tabrakan antara kedua kapal, di perairan sengketa Laut Cina Selatan dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video selebaran yang dirilis pada 22 Oktober 2023. Penjaga Pantai Cina/Handout melalui REUTERS
Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air


Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.


EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

Pesawat Terbang otonom eVTOL EHang 216-S. livescience.com
EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.


Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Para pasangan pengantin berpose bersama dalam sesi foto prawedding di Nanjing, Provinsi Jiangsu, Cina timur, 19 Mei 2020. Di antara pasangan itu terdapat beberapa pekerja medis yang menunda pernikahan mereka. (Xinhua/Ji Chunpeng)
Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.


Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendatangi PT Hwa Hok Steel yang memproduksi baja tulangan beton (BjTB) yang tak sesuai Standar Nasional Indonesia di Kabupaten Serang, Banten pada Jumat, 26 April 2024. Produk yang tak sesuai standar itu nantinya akan dimusnahkan. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.