Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Secret Service Terbukti Rasis Bayar Ganti Rugi Rp 320,6 M  

image-gnews
Pada awalnya Secret Service bertugas terhadap penyelidikan di departemen keuangan, kemudian beralih fungsi menjadi intelejen dan penyidikan.  Namun saat terjadinya pembunuhan terhadap Presiden William McKinley, tahun 1901. Tugas pengamanan Presiden dibebankan kepada satuan ini. SAUL LOEB/Getty Images
Pada awalnya Secret Service bertugas terhadap penyelidikan di departemen keuangan, kemudian beralih fungsi menjadi intelejen dan penyidikan. Namun saat terjadinya pembunuhan terhadap Presiden William McKinley, tahun 1901. Tugas pengamanan Presiden dibebankan kepada satuan ini. SAUL LOEB/Getty Images
Iklan

TEMPO.CO, Washington – Agen federal pengawal Presiden Amerika Serikat, Secret Service, diperintahkan untuk membayar ganti rugi sebesar US$ 24 juta (Rp 320,6 miliar) kepada sekitar 100 agen berkulit hitam yang menjadi korban rasisme atasan mereka.

Perintah itu datang dari pengadilan yang memutuskan Secret Service wajib membayar uang ganti rugi kepada agen-agen yang menjadi korban penghinaan ras. Pengadilan memenangkan penggugat, agen Secret Service berkulit hitam.

Baca juga:
Secret Service Mabuk Saat Kawal Obama
Kasus Secret Service AS ‘Jajan’ Bukan yang Pertama

Pemimpin gugatan itu adalah Ray Moore, yang mengabdi pada masa kepemimpinan Presiden Bill Clinton. Dia telah meminta promosi sebanyak 200 kali, tapi selalu ditolak. Moore kemudian bersama mitranya yang lain mengajukan gugatan.

Agen ini mengeluhkan perilaku diskriminatif oleh atasan mereka dengan jarangnya agen keturunan Afrika-Amerika dipromosikan untuk jabatan yang lebih tinggi meski telah memenuhi syarat. Hal itu berbanding terbalik jika dibandingkan dengan agen kulit putih.

Jennifer Klar, pengacara yang mewakili agen kulit hitam itu, menggambarkan kliennya sangat senang dengan putusan pengadilan terhadap Secret Service.

”Akhirnya… agen kulit hitam Secret Service tidak akan dibatasi oleh langit-langit kaca yang menahan mereka begitu lama,” kata Klar, seperti yang dilansir Washington Post pada 18 Januari 2017.

Ganti rugi selanjutnya akan dibagikan secara merata kepada 100 agen dengan masing-masing mendapatkan nominal sebesar US$ 300 ribu (Rp 4 miliar).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, sebagai bagian dari kesepakatan, Secret Service telah setuju mengubah proses promosi dengan mempertimbangkan beberapa kandidat untuk setiap posisi dan merujuk pada catatan prestasi untuk melakukan promosi. Badan ini juga sepakat untuk membuat pusat pelaporan terkait dengan isu rasisme.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Jeh Johnson, mengaku dalam sebuah pernyataan bahwa dirinya senang karena resolusi itu benar-benar terwujud.

“Saya senang bahwa kami akhirnya mampu menciptakan sejarah dalam Secret Service,” kata Johnson, yang memimpin stafnya sejak tahun lalu untuk mengawasi penyelesaian kasus ini.

Kasus itu difokuskan pada agen kulit hitam yang berulang kali meminta promosi antara 1995 dan 2005 karena telah memenuhi syarat tapi tak kunjung mendapatkannya. Justru agen kulit putih yang minim pengalaman yang lebih sering mendapatkannya.

Para penggugat juga mengaku bahwa mereka sering mendengar bos mereka menggunakan penghinaan rasial untuk menggambarkan orang kulit hitam, termasuk para pemimpin dunia.

Beberapa bukti ditemukan dalam perjalanan kasus yang menunjukkan Secret Service dari 1990-an dan 2000-an sebagai tempat kerja yang intoleransi dengan lelucon rasis dan penghinaannya. Supervisor kulit putih kerap melontarkan olokan rasis, dan agen hitam diperingatkan untuk tidak mengeluhkannya atau hal itu bisa mencederai karier mereka.

WASHINGTON POST | NY DAILY NEWS | YON DEMA


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

3 jam lalu

Anggota delegasi Jusuf Kalla (JK), Hamid Awaludin, mengatakan bahwa Hamas meminta wakil presiden ke-10 dan 12 Indonesia tersebut untuk memediasi upaya mengakhiri konflik di Palestina. Dok.Delegasi Jusuf Kalla
Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah


Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

11 jam lalu

Polisi menangkap aktivis pro-Palestina yang menggelar aksi di dekat lokasi Met Gala, pada 6 Mei 2024. REUTERS
Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.


Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

12 jam lalu

Stormy Daniels dan Karen McDougal (Reuters)
Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi


Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

13 jam lalu

Ilustrasi pistol. olympia.gr
Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.


Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

13 jam lalu

Ilustrasi senjata api. ANTARA FOTO
Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?


12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

14 jam lalu

Logo International Criminal Court (ICC) di Den Hague, Belanda. Sumber: aa.com.tr
12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.


Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

15 jam lalu

Timnas Indonesia U-23. Foto : PSSI
Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.


Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

15 jam lalu

Kendaraan militer Israel beroperasi di Penyeberangan Rafah sisi Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jalur Gaza selatan, dalam tangkapan layar yang diambil dari video selebaran yang dirilis pada 7 Mei 2024. Israel Defense Forces/Handout via REUTERS
Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir


Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

16 jam lalu

Menteri Luar Negeri Hadja Lahbib dan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki. FOTO/X/@hadjalahbib
Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB


Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

16 jam lalu

Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS
Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.