TEMPO.CO, Amman-Kurang dari dua minggu Donald Trump resmi sebagai presiden Amerika Serikat, Yordania untuk pertama kali mengeluarkan peringatan atas rencana Trump memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem sebagai bencana dan kado bagi para ekstrimis.
Mnteri Informasi Yordania Mohammed Momani menjelaskan, jika kedutaan AS dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem, maka hal itu akan mencederai hubungan AS dengan sekutu-sekutunya di wilayah itu termasuk dengan Yordania.
Sehingga, kata Momani, Yordania akan menggunakan segala upaya politik dan diplomatik yang dimungkinkan untuk berusaha mencegah pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem.
"Tentu akan menimbulkan dampak pada hubungan bilateral antara negara-negara di kawasan itu termasuk Yordania, dan pihak-pihak yang terkait dengan keputusan itu," kata Momani, mengutip abc news, 6 Januari 2017.
Sebagian besar negara-negara di dunia tidak mengakui pencaplokan Yerusalem timur oleh Israel. Sehingga sebagian besar negara termasuk AS mendirikan kedutaannya di Tel Aviv.
Saat kampanye pemilihan presiden AS, Trump menjanjikan pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv, ibu kota Israel ke Yerusalem.
Masalahnya Yerusalem saat ini masih dalam sengketa antara Israel dan Palestina. Israel mencaplok kawasan Yerusalem bagian timur dari Yordania tahun 1967 dan menjadikannya sebagai ibu kota Israel.
Palestina pun ingin mendirikan ibu kota negaranya di wilayah timur Yerusalem jika nanti berdiri sebagai negara sendiri.
Dikhawatirkan kawasan ini akan diwarnai ketegangan dengan adanya klaim kepemilikan di wilayah kota suci agama monoteisme itu. Selama beberapa tahun ini sejumlah kekerasan yang mematikan terjadi di wilayah yang jadi rebutan antara Israel dan Palestina.
Pada Desember 2016, penasehat Trump Kellyanne Conway mengatakan pemindahan kedutaan AS ke Yerusalem merupakan prioritas utama Trump. Dan, Trump juga sudah menunjuk David Friedman sebagai duta besar AS untuk Israel. Friedman merupakan penasehat senior Trump untuk isu-isu Israel.
ABC NEWS | HAARETZ.COM