TEMPO.CO, Tokyo - Setelah hampir 50 pasien meninggal di sebuah rumah sakit khusus lanjut usia di Yokohama, Jepang, pada Juli hingga September lalu, polisi menduga kematian itu disebabkan serangkaian pembunuhan tanpa belas kasihan.
Polisi mengatakan orang di balik kematian di Rumah Sakit Oguchi di kota kedua terbesar di Jepang itu besar kemungkinan memiliki pengetahuan medis dan ada kaitan dengan rumah sakit tersebut.
Baca: Pemasok Obat untuk Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un Membelot
Belum ada penangkapan yang dibuat dalam penyelidikan yang diluncurkan bulan lalu setelah dua pasien, keduanya berusia 88 tahun, meninggal akibat diracun selang beberapa hari. "Kami melihat banyak orang meninggal, terutama pasien usia lanjut," kata seorang pejabat rumah sakit seperti dilaporkan Straits Times.
Modus operandi pelakunya, yang dijuluki “malaikat maut”, adalah menyuntikkan bahan kimia yang digunakan dalam disinfektan ke tetesan intravena pasien.
Polisi mencoba menentukan penyebab kematian 46 pasien yang meninggal paling awal, tapi mengakui ini mungkin sulit karena kebanyakan jenazah telah dibakar. Lima pasien meninggal dalam satu hari pada akhir Agustus dan empat pada satu hari awal bulan lalu.
Baca: Polisi India Tangkap 750 Penipu Warga AS Lewat Call Center
Petugas rumah sakit tidak mencurigai apa-apa, sehingga Nobuo Yamaki meninggal pada 20 September lalu dan perawat menyadari kehadiran gelembung kecil abnormal dalam kantong tetesan intravenanya atau botol infus. Yamaki meninggal dua hari setelah Sozo Nishikawa, yang diracun.
Dua kematian itu terjadi selama akhir pekan, yang bertepatan dengan libur perayaan Hari Penghormatan Orang Tua, ketika banyak staf rumah sakit tersebut tidak bekerja.
Polisi menduga pembunuh itu menargetkan korban secara acak. Sepuluh dari 50 kantong infus belum digunakan, yang disimpan di belakang meja perawat di lantai 4, ditemukan memiliki tanda tusukan.
Baca: Aneh, Pria Ini Besarkan Payudara Biar Mudah Dapat Kerja
Ini bukan kejadian pertama yang mencemari rumah sakit itu. Pada April, seorang perawat digorok. Sedangkan pada Agustus, bibir seorang staf melepuh setelah minum minuman yang diduga dicampur pemutih.
Keamanan di pusat perawatan kesehatan Jepang akhir-akhir ini dipertanyakan menyusul serangkaian pembunuhan keji. Pada 2014, seorang mantan pekerja perawatan di sebuah panti jompo di Kawasaki dikatakan telah membunuh tiga warga lanjut usia dengan mendorong mereka dari balkon. Juli tahun ini, 19 tahanan di rumah untuk orang cacat di Sagamihara disayat sampai tewas oleh seorang mantan karyawan.
STRAITS TIMES | DAILY MAIL | YON DEMA