TEMPO.CO, Bukoba - Wilayah utara negara Republik Persatuan Tanzania diguncang gempa berkekuatan 5,7 skala Richter pada Sabtu, 11 September 2016. Jumlah korban tewas sudah mencapai 13 orang hari ini. Sebanyak 203 orang mengalami luka-luka.
"Jumlah korban gempa terus naik,” ujar Komisaris Distrik Bukoba, Deodatus Kinawila, seperti dikutip dari Guardian, Minggu, 12 September 2016. "Saat ini, situasi sudah tenang dan terkendali.”
Menurut Kinawila, sejumlah korban yang sempat dirawat di rumah sakit sudah keluar. “Kami tak mengharapkan ada banyak yang cedera. Kita lihat saja besok.”
Titik gempa, mengutip dari BBC, berpusat di sekitar perbatasan negara Uganda dan Rwanda, tak jauh dari Danau Victoria. Kerusakan signifikan terlihat di deretan bangunan Kota Bukoba. Dokumentasi warga setempat yang tinggal di kota dengan jumlah penduduk lebih dari 70 ribu orang tersebut menjadi viral seusai di-posting di media sosial.
Getaran gempa itu pun terasa hingga wilayah barat Kenya. "Kejadian ini telah menyebabkan banyak kerusakan," kata Kinawila. Dia menyebut pihaknya masih akan terus mengumpulkan informasi kerusakan dan jumlah korban yang sedang dievakuasi.
Petugas penyelamat setempat pun sempat mengatakan kapasitas rumah sakit tak cukup dan tidak bisa menampung sejumlah korban terluka. Sementara itu, masih banyak korban yang tertimbun di balik bangunan yang rubuh.
Badan Survei Geologi Amerika Serikat menyebut gempa itu terjadi pada kedalaman 10 kilometer (sekitar 6 mil) pada pukul 15.27 WIB waktu setempat. Tanzania yang terletak di Lembah Celah besar Afrika Timur, memang berada di sekitar patahan lempeng tektonik.
Menurut BBC, wilayah itu jarang diguncang gempa. Gempa terakhir yang mengguncang Tanzania pada Juli 2007. Saat itu gempa berkekuatan 6 skala Richter melanda Arusha, di sebelah timur Bukoba.
BBC | GUARDIAN | YOHANES PASKALIS
Baca:
Pesan Samsung: Berhenti Pakai Galaxy Note 7 atau Tukarkan
Data Kematian 1.113 Korban Tragedi 11 September Belum Jelas