Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Marak Pemerkosaan, Turis di India Diminta Tak Keluar Malam  

Editor

Mustafa moses

image-gnews
Seorang peserta aksi meletakkan lilin di depan kuil yang didedikasikan untuk seorang mahasiswi korban pemerkosaan pada tahun 2012, New Delhi, India, 21 Desember 2015. Pada tahun 2012, seorang mahasiswi diperkosa oleh lima orang dewasa dan seorang remaja di dalam bus dan dilemparkan dari atas kendaraan yang melaju kencang. (AP Photo/Saurabh Das)
Seorang peserta aksi meletakkan lilin di depan kuil yang didedikasikan untuk seorang mahasiswi korban pemerkosaan pada tahun 2012, New Delhi, India, 21 Desember 2015. Pada tahun 2012, seorang mahasiswi diperkosa oleh lima orang dewasa dan seorang remaja di dalam bus dan dilemparkan dari atas kendaraan yang melaju kencang. (AP Photo/Saurabh Das)
Iklan

TEMPO.CO, New Delhi - Menteri Pariwisata India Mahesh Sharma melarang turis wanita menggunakan kaus dan berjalan sendirian pada malam hari di kota-kota kecil. Larangan ini diberlakukan guna menjaga keselamatan wisatawan asing.

"Untuk keselamatan mereka, turis asing wanita sebaiknya tidak menggunakan pakaian mini dan kaus. Budaya India berbeda dengan barat," ujarnya dalam acara diskusi keamanan turis di Taj Mahal, Agra, India Utara, Senin, 29 Agustus 2016.

Selain tak berpakaian minim dan berkeliaran sendiri kala malam hari, Sharma mengimbau wisatawan wanita memotret pelat nomor kendaraan yang mereka tumpangi. Selanjutnya, mengirim foto itu ke teman-teman mereka.

Kebijakan ini diperkenalkan untuk mengatasi penurunan jumlah wisatawan perempuan. Menurut Sharma, jumlah wisatawan perempuan di India menurun setelah munculnya geng pemerkosa dan pembunuh mahasiswa kedokteran pada 2012. Serangan kepada turis perempuan pun marak terjadi.

Peraturan untuk wisatawan asing ini mendapat penolakan dari aktivis India. Direktur Pusat Peneliti Sosial Delhi Ranjana Kumari mengatakan Sharma tidak menyadari implikasi pernyataannya. "Itu sangat bodoh, tidak dipikirkan dengan matang," ucapnya.

Menurut Kumari, Sharma seolah menyalahkan perempuan dari apa yang dia kenakan. Padahal, kata dia, masalahnya berasal dari para pria. Kumari mengatakan seharusnya Menteri berfokus menghentikan para pelaku kejahatan. "Kenapa para gadis harus datang ke India ketika di sini tidak aman untuk mereka?" ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sharma kemudian mengklarifikasi pernyataannya. Ia mengatakan pemerintah belum memberikan instruksi kepada wisatawan tentang pakaian yang harus dikenakan secara spesifik. "Kami meminta mereka mengambil langkah pencegahan saat keluar malam," tuturnya.

Statistik kejahatan nasional menunjukkan 92 wanita diperkosa setiap hari di India. Pemerkosaan kebanyakan terjadi di daerah pedesaan.

Para wisatawan bisa menjadi korban pelecehan yang sama, bahkan lebih buruk. Kasus terbaru terjadi pada Juli 2016. Seorang perempuan Israel dilecehkan sekelompok laki-laki di resor Himalaya, Manali. Sebelumnya, seorang wanita Jepang diculik dan diperkosa di Bihar pada 2014. Pada 2015, seorang warga Rusia diserang pengemudi becak di Delhi.

THE GUARDIAN | MAYA AYU

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

17 jam lalu

Pulau Veligandu Maladewa (Pixabay)
Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan


4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

1 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.


India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden menghadiri acara tahunan Easter Egg Roll di Halaman Selatan Gedung Putih, Washington, AS, 1 April 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein
India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.


10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar. Foto: Canva
10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.


6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

3 hari lalu

Taj Mahal, India. Unsplash.com/Jovyn Chamb
6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

4 hari lalu

Sekelompok pengunjuk rasa memegang bendera kuning bertuliskan Khalistan, serta spanduk bergambar pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh, saat melakukan protes di luar konsulat India, seminggu setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengemukakan kemungkinan keterlibatan New Delhi dalam aksi tersebut. pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar di British Columbia, di Toronto, Ontario, Kanada 25 September 2023. REUTERS/Carlos Osorio
Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.


3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

5 hari lalu

Para pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera partai setelah mengetahui hasil hitung cepat pemilu India di Ahmedabad, India, 23 Mei 2019. [REUTERS / Amit Dave]
3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.