TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, membantah terlibat dalam ledakan atau kebakaran di tujuh wilayah selatan di negara itu pada Kamis dan Jumat lalu yang menyebabkan empat orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
"Thaksin juga mengancam menyeret mereka yang membuat tuduhan dia bertanggung jawab terhadap serangan bersangkutan ke pengadilan," kata juru bicara Thaksin, Noppadon Pattama, politisi dari Partai Pheu Thai.
"Orang banyak mengirim pesan melalui media sosial, menuduh Thaksin menjadi dalang serangan itu," kata Pattama yang pernah menjadi menteri luar negeri dalam pemerintah proxy Thaksin.
Menurut Pattama, dalam upaya untuk melindungi reputasinya, Thaksin memerintahkan pengacaranya membuat laporan polisi terhadap mereka yang menuduhnya.
Sementara itu, tentara Thailand mengatakan telah menahan beberapa orang untuk diinterogasi terkait dengan serangan itu yang terjadi beberapa hari setelah warga negeri Gajah Putih tersebut memilih untuk menerima konstitusi yang didukung militer guna membuka jalan bagi pemilu yang diadakan akhir tahun depan.
Juru bicara junta militer, Kolonel Winthai Suvaree, mengatakan beberapa orang ditahan di kamp militer, tetapi belum ada yang didakwa.
"Mereka dikirim ke beberapa kamp militer," kata Suvaree tanpa menyebut jumlah yang ditahan.
Belum ada pihak mengaku bertanggung jawab terhadap serangan tersebut, sementara polisi dan pemerintah menolak serangan itu ada hubungannya dengan kelompok separatis. Sebaliknya, mereka malah mengaitkannya dengan isu politik.
EXPRESS TRIBUNE | SMH | YON DEMA