TEMPO.CO, Alexandroupolis - Delapan orang warga Turki dengan mengendarai helikopter dan dikawal dua pesawat jet tempur Yunani mendarat di Alexandroupolis, Sabtu, 16 Juli 2016 siang. Mereka bermaksud mengajukan suaka politik setelah helikopter diizinkan mendarat.
Ihwal kedatangan delapan orang dengan helikopter disampaikan Kementerian Ketertiban Publik dan Perlindungan Warga Negara Yunani kepada jurnalis hari ini. Mereka adalah warga Turki yang mengajukan suaka politik.
Tanpa menjelaskan identitas kedelapan warga Turki itu, Menteri Luar Negeri Yunani Mevlut Cavusoglu melalui akun Twitter-nya memerintahkan mereka segera diusir alias diekstradisi.
Baca: Pemimpin Kudeta Turki Tewas Dikeroyok Pendukung Erdogan
Seperti diberitakan The New York Times, Yunani mempertimbangkan permohonan eksekusi itu agar sesuai dengan hukum internasional.
"Namun, dari penilaian atas permohonan mereka, akan diperhitungkan tentang keterlibatan mereka dalam upaya menjatuhkan rezim demokrasi dan peraturan konstitusi di negara jiran itu," kata juru bicara pemerintah Yunani, Olga Gerovasili.
Alhasil, Yunani kemudian menghubungi Turki untuk mengatur cara membawa pulang helikopter dan delapan warganya yang terlibat kudeta kemarin malam.
Turki diguncang upaya kudeta berdarah kemarin malam. Sejumlah aparat militer diduga kuat sebagai pelaku kudeta yang menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai ratusan orang lainnya. Presiden Recep Tayyip Erdogan menuding musuh politiknya, Fethullah Gulen, ulama yang mengasingkan diri di Pennsylvania, Amerika Serikat, sebagai otak pelaku kudeta. Namun Gulen membantah tudingan Erdogan.
NEW YORK TIMES | MARIA RITA