TEMPO.CO, Istanbul - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan akan membawa para pemberontak atau pelaku kudeta ke proses hukum. "Upaya pemberontakan ini akan mendapatkan jawaban hukum," katanya sesaat setelah tiba di Bandara Ataturk, Istanbul, Turki, pada pukul 04.00, Sabtu, 16 Juli 2016.
Sekelompok militer Turki melancarkan upaya kudeta terhadap pemerintahan Erdogan pada Jumat malam. Mereka memblokade jembatan di Istanbul dengan tank serta mengambil alih stasiun televisi. Erdogan menentang upaya kudeta itu dan meminta rakyat untuk turun ke jalan menunjukkan kekuatan dukungan terhadap pemerintah.
Melalui program Facetime di CNN Turki, Erdogan menyebut kudeta itu sebagai upaya pemberontakan yang dilakukan oleh minoritas dalam militer Turki. "Saya tidak pernah mengakui kekuatan itu sebagai keinginan rakyat," kata Erdogan.
Perdana Menteri Turki Binali Yildrim mengklaim Sabtu dinihari keadaan sebagian besar sudah berada di bawah kontrol pemerintah.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama menelepon Menteri Luar Negeri John Kerry untuk menyikapi perkembangan di Turki. Mereka mengatakan, "Setuju, semua partai di Turki seharusnya mendukung pemerintah yang terpilih secara demokratis," kata Obama.
Kerry mengatakan dia telah bicara dengan Menteri Luar Negeri Turki. Dalam pembicaraannya itu, Kerry menegaskan bahwa Amerika "mendukung penuh pemerintah Turki”.
NBCNEWS | AMIRULLAH