TEMPO.CO, Beijing – Sebuah papan pengumuman di satu restoran di Beijing, Cina, menyulut amarah warga Vietnam, Filipina, dan Jepang, seiring dengan konflik Laut Cina Selatan yang tengah memanas. Pasalnya papan pengumuman di pintu restoran tersebut bertuliskan “Toko ini tidak melayani orang Jepang, Filipina, Vietnam, dan Anjing”.
Sebuah foto yang mengabadikan papan pengumuman restoran Cina itu juga disebar di media sosial. Tak ayal, foto ini pun langsung menjadi viral di forum-forum online masyarakat Vietnam, koran, dan laman berita di Filipina.
Merespons papan pengumuman restoran Cina yang disebar di media sosial, koran Tuoi Tre, menulis bahwa hal tersebut telah memancing kemarahan di Internet. Koran milik pemerintah Vietnam juga mengklaim banyak orang Vietnam merasa bahwa ini adalah satu bentuk “nasionalisme ekstrem dari Cina yang layak untuk dikutuk”.
“Ini bukanlah patriotisme, tapi ekstremisme yang sangat bodoh,” tulis Sy VVan dalam kolom komentar pada laman resmi koran Tuoi Tre.
“Ini hanya mengajarkan kebencian pada generasi muda,” ujar seorang pengguna Facebook, Andrea Wandere. “Pemilik restoran jelas sekali telah dicuci otaknya oleh pemerintah mereka,” tambah akun Chung Pham.
Tak hanya rakyat Vietnam, masyarakat Filipina pun ikut marah, tapi demikian, ada juga yang menjadikannya gurauan.
“Sungguh satu tindakan rasis yang sangat mencolok dari restoran Cina”, tutur seorang wartawan, Veronica Pedrosa. Sedangkan akun Facebook, Rey Garcia, menulis: “Siapa peduli, mereka bahkan masak apa saja, bahkan janin hingga kuku.”
Vietnam dan Filipina memang sedang bersengketa dengan Cina terkait dengan Laut Cina Selatan. Cina dan Jepang pun juga terlibat konflik di Laut Cina Timur.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Filipina, Raul Hernandez, berkomentar santai kepada wartawan di Manila, bahwa apa yang dilakukan restoran Beijing tersebut hanyalah sekadar “pandangan pribadi” terkait dengan sengketa maritim.
Kata-kata dalam pengumuman tersebut sebenarnya pernah populer di masa kolonial di Cina, ketika Inggris berkuasa dan orang-orang Cina dilarang memasuki kantor atau restoran yang didirikan Inggris.
Kata-kata aslinya adalah no dogs and chinese allowed, yang menjadi bagian dari propaganda komunis setelah negara-negara barat menguasai Cina.
Hal itu telah menjadi bagian dari cerita rakyat dan diangkat menjadi film yang dibintangi Bruce Lee pada 1972 dengan judul Fists of Fury, meski banyak sejarawan meragukan apakah ungkapan no dogs and chinese allowed tersebut memang pernah ada.
Hingga Rabu, papan pengumuman kontroversial itu masih terpampang di restoran tersebut. “Tidak ada pejabat yang menghubungi saja terkait hal ini dan ini adalah hak saya,” ujar pemilik restoran, Wang.
THEMAHARLIKAN | FAJAR PEBRIANTO | MR