TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Prancis telah meminta Belgia mengirimkan empat orang terduga pelaku teror serangan Paris pada November lalu. Mereka adalah pelaku utama, Salah Abdeslam, dan tiga orang pembantu, Mohamed Anmri, Hamza Attou, dan Ali Oulkadi.
Mereka sebelumnya ditangkap dan ditahan di Brussels, Belgia, pada 18 Maret 2016. Mereka diduga terlibat dalam peristiwa bom bunuh diri Brussels, 22 Maret lalu, yang menyebabkan 32 orang tewas. Pemulangan keempatnya ke Prancis merupakan bagian dari proses penyelidikan yang terus berjalan. Abdeslam akan mendekam di penjara Fleury-Merogis, dekat pusat Kota Paris.
Abdeslam merupakan pria berkewarganegaraan Prancis yang berusia 26 tahun, lahir di Brussels, Belgia. Dia ditangkap dalam sebuah penggerebekan di daerah Molenbeek, Brussels. Dia dibekuk bersama seorang rekannya di sebuah apartemen. Akibat penggerebekan itu, betisnya terluka. Abdeslam menjadi buruan utama polisi sejak serangan yang menewaskan 130 orang pada 13 November 2015 terjadi.
Baca Juga: Bom Brussels, Pelaku Diduga Sipir Penjara ISIS di Suriah
Pada 15 Maret lalu, sidik jari Abdeslam ditemukan di sebuah apartemen yang berada di bagian selatan Brussels, distrik Forest. Namun kantor kejaksaan Belgia belum bisa memastikan kapan dia berada di apartemen itu. Polisi juga menemukan salah satu sidik jarinya pada 10 Desember lalu. Selain itu, ditemukan jejak dari bahan peledak TATP (aseton peroksida) serta tiga sabuk buatan tangan, yang kemungkinan akan digunakannya, di sebuah apartemen di distrik Schaerbeek.
Apartemen itu disewa dengan nama yang salah. Diperkirakan Abdeslam berada di antara pelaku serangan bom bunuh diri. Ia dimungkinkan mengambil sabuk-sabuk di sana sebelum berangkat ke Paris. Abdeslam diyakini kembali ke sana setelah serangan itu terjadi.
Abdeslam pun diyakini menyewa sebuah mobil VW Polo di Belgia, yang ditemukan di dekat aula konser Bataclan. Di sana ditemukan 89 orang tewas akibat serangan tersebut. Dia juga menyewa sebuah mobil Renault Clio dan memesan dua kamar hotel di luar Kota Paris sebelum serangan itu terjadi.
Simak Pula: Terungkap, Rencana ISIS Lakukan Teror di Piala Eropa 2016
Perannya dalam serangan itu belum jelas. Sementara itu, saudaranya, Brahim Abdeslam, merupakan salah satu pelaku yang meledakkan dirinya dengan bom. Petugas investigasi yakin, Abdeslam lah yang menurunkan tiga pengebom di Stade de France.
Petugas investigasi juga yakin, Abdeslam diberi tugas menyerang sebuah tempat di bagian selatan, yang tidak jauh dari stadion, yakni di distrik 18th. Namun serangan itu tidak pernah terjadi hingga kini.
REUTERS | GHOIDA RAHMAH